Granulasi Kering
Granulasi kering adalah metode yang dilakukan dengan cara membuat granul secara mekanis tanpa bantuan pengikat basah atau pelarut pengikat. Metode ini digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan lembab, serta tidak tahan air atau pelarut yang digunakan. Metode ini dapat dilakukan dengan menggunakan :
a. Mesin Slug
Massa serbuk ditekan pada tekanan tinggi sehingga menjadi tablet besar yang tidak berbentuk, kemudian digiling dan diayak hingga diperoleh granul dengan ukuran partikel yang diinginkan.
b. Mesin Rol
Massa serbuk diletakkan diantara mesin rol yang dijalankan secara hidrolik untuk menghasilkan massa rata yang tipis, lalu diayak atau digiling hingga diperoleh granul dengan ukuran yang diinginkan.
Prinsip Granulasi Kering
Prinsip granulasi kering adalah menciptakan ikatan antara partikel-partikel dengan pemberatan secara mekanik. Ikatan yang mungkin timbul antar partikel-partikel tergantung dari sifat serbuk serta campuran. Sifat ikatan bermacam-macam, yaitu :
1. Ikatan yang timbul karena jeratan, karena dalam campuran ada serat-serat, misalnya selulosa.
2. Ikatan yang terjadi karena gaya molekular.
3. Gaya pengikat dari pengikat kering.
4. Melalui pancairan yang kemudian membeku kembali.
Keuntungan dan Kerugian Granulasi Kering
Keuntungan pembuatan tablet dengan metode granulasi kering adalah :
1. Memerlukan tahap proses yang lebih sedikit sehingga mengurangi kebutuhan akan proses validasi.
2. Waktu hancur lebih cepat karena tidak diperlukannya larutan pengikat.
3. Tidak memerlukan pengeringan sehingga tidak terlalu lama pengerjaannya.
4. Dapat digunakan untuk zat aktif dosis besar yang peka terhadap panas dan lembab.
Kerugian pembuatan tablet dengan metode granulasi kering adalah :
1. Perlu mesin khusus untuk pembuat slug.
2. Tidak dapat mendistribusikan warna dengan homogen.
3. Tidak dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak larut.
4. Kemungkinan terjadinya kontaminasi silang lebih cepat.
5. Keseragaman kandungan lebih sulit dicapai.
Proses Pelaksanaan
a) Penghalusan
Tujuan dari penghalusan adalah untuk memperkecil ukuran partikel zat aktif dan eksipien. Semakin besar ukuran partikel maka sifat kohesifitas dan adhesifitas antar partikel semakin besar yang dapat menyebabkan terjadinya pemisahan pada granul. Tahap ini dapat dilakukan dengan menggunakan bowl hammer, hammer mill, dan grinder.
b) Pencampuran
Tujuan pencampuran ini adalah untuk mendapatkan distribusi bahan aktif yang merata dan homogen. Tahap ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat planetary mixer, twin-shell, dan blender.
c) Slugging
Campuran serbuk ditekan ke dalam cetakan yang besar dan dikompakkan dengan punch berpermukaan datar, massa yang diperoleh disebut slug.
d) Pengayakan
Massa basah dibuat menjadi granul dengan melewatkannya pada ayakan berukuran 6-12 mesh yang disebut oscilating granulator/fitzmill.
e) Pengayakan
Ukuran granul diperkecil dengan cara melewatkan pada ayakan dengan porositas yang lebih kecil dari yang sebelumnya.
f) Penambahan Penghancur dan Lubrikan
Proses selanjutnya yaitu proses pencampuran granul-granul dengan penghancur dan lubrikan menggunakan twin-shell blender atau mixer lainnya.
g) Pengempaan Tablet
Proses terakhir dari metode granulasi kering adalah pengempaan massa cetak berupa granul menjadi tablet.
punya teknik granulasi untuk gula jawa ?
BalasHapusGULA Semut gitu....
ditunggu ya jawabannya di :
arfinsyah@gmail.com
blh tau sumbernya g?
BalasHapusmengingat situs ini adalah blogspot yang siapapun dapat membuat dan menulisnya
BalasHapustolong sertakan sumber/pustakanya, agar teori yang anda post dapat dipercaya. tentunya sumber yang jelas. terimakasih
https://invite.cashtree.id/dcmq83
BalasHapus