Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode empiris untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, gram-positif dan gram-negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (1853 1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae.
Bakteri gram-positif adalah bakteri yang mempertahankan zat warna metil ungu sewaktu proses pewarnaan Gram. Bakteri jenis ini akan berwarna biru atau ungu di bawah mikroskop, sedangkan bakteri gram-negatif akan berwarna merah atau merah muda. Perbedaan klasifikasi antara kedua jenis bakteri ini terutama didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel bakteri.
Bakteri gram-negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada metode pewarnaan Gram. Bakteri gram-positif akan mempertahankan warna ungu gelap setelah dicuci dengan alkohol, sementara bakteri gram-negatif tidak. Pada uji pewarnaan Gram, suatu pewarna penimbal (counterstain) ditambahkan setelah metil ungu, yang membuat semua bakteri gram-negatif menjadi berwarna merah atau merah muda. Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka.
Banyak spesies bakteri gram-negatif yang bersifat patogen, yang berarti mereka berbahaya bagi organisme inang. Sifat patogen ini umumnya berkaitan dengan komponen tertentu pada dinding sel gram-negatif, terutama lapisan lipopolisakarida (dikenal juga dengan LPS atau endotoksin).
Senin, 15 Februari 2010
Lenti Sel
LENTI SEL
Lenti sel merupakan celah-celah pada lapisan gabus atau lenti sel. Biasanya terdapat pada tumbuhan Monocotyledonae, Dicotyledonae, dan Gymnospermae.
Bentuk celah : seperti lensa ( lenti = lensa )
Letak : diantara stomata, pada beberapa tumbuhan tertentu terbentuk di bawah sel epidermis yang semula berstomata
Fungsi : membantu melangsungkan hubungan antara bagian – bagian tumbuhan dengan udara luar yang tadinya terputus karena terhalang oleh lapisan gabus yang sangat rapat. Dengan adanya lenti sel, air dan gas – gas dapat menerobos jaringan gabus.
JARINGAN MEKANIK / PENGUAT
Fungsi : 1. Memberi kekuatan pada tumbuhan agar dapat tegak.
2. Sebagai penyeimbang pada tumbuhan seiring perkembangan dan pertumbuhan tanaman itu sendiri.
3. Mempertahankan tegaknya tumbuhan walaupun kekurangan air ataupun diserang angin.
Terdiri dari : 1. Sel-sel yang berdinding tebal, mengandung lignin dan zat-zat lainnya.
2. Zat-zat yang memberi sifat keras pada dinding.
Pembagian berdasarkan bentuk dan sifatnya :
1. Jaringan kollenkhim
Kollenkhim berasal dari kata Yunani, colla yaitu jernih.
Ciri-ciri Letak Fungsi
- Jaringan kollenkhim mempunyai dinding sel yang jernih, tampak putih mengkilat.
- Dapat berisi kloroplas atau tidak.
- Dapat berisi zat tanin.
- Umumnya tidak memiliki ruang antar sel.
- Umumnya terjadi dari prokambium.
Pada batang dan daun pada bagian perifirnya tepat di bawah epidermis
Sebagai penguat terutama pada organ-organ tumbuhan yang masih aktif mengadakan pertumbuhan dan perkembangan.
Pembagian berdasarkan letak dan bentuk penebalan :
Jenis Tempat penebalan Contoh
Kollenkhim sudut (angular) Pada bagian sudut Tumbuhan jenis Umbelliferal
Kollenkhim papan (lamellar) Pada dinding sel yang tangential Tumbuhan Sambucus dan Eupatorium
Kollenkhim lakuna (lacunate) Pada permukaan ruang antar sel Tumbuhan Compositae
Pendapat beberapa ahli mengenai jaringan kollenkhim :
Nama ahli Pendapat
De Barry Pada saat jaringan kollenkhim membesar, dinding selnya menipis sehingga terjadi dehydration. Hal itu menyebabkan pengayuan pada jaringan kollenkhim.
Funk den Went Pengayuan dan penebalan zat kayu pada kollenkhim, dapat mengubahnya menjadi sklerenkhim.
Kert dan Bailey Pada jaringan kollenkhim terjadi penebalan dinding sel yang membuatnya kaya akan zat pektin. Pada akhirnya dinding sel berkurang atau lenyap kembali.
Venning Goyangan angin terus menerus mempengaruhi penebalan dinding sel kollenkhim.
Pengurangan / lenyapnya kembali penebalan tersebut disebabkan adanya jaringan phellogen atau ada kerusakan.
Akan melangsungkan penyembuhan kembali setelah mengalami kerusakan.
2. Jaringan Sklerenkhim
Berasal dari kata Yunani sclerous (keras) dan enohyma (infusion) yang berarti kerasnya dinding sel.
Ciri-ciri Letak Fungsi
a. Sel-selnya tidak mengandung protoplas.
b. Terdiri dari sel-sel yang telah mati.
c. Terdiri dari zat-zat lignin. Pada organ-organ tumbuhan yang telah tetap Sebagai penguat pada organ-organ tumbuhan yang telah tetap.
Pembagian :
1). Fiber (serat sklerenkhim)
Ciri-ciri Bentuk Pembagian
a. Terdiri dari sel-sel serat yang cukup panjang dan telah mati.
b. Cukup tebal dan terdiri dari zat kayu.
c. Lumennya sempit dan noktahnya panjang serta sempit.
d. Elastisitasnya cukup besar.
e. Pada irisan melintang, serat-seratnya berbentuk segi banyak.
f. Pada irisan membujur, serat-serat berbentuk kumparan panjang yang ujungnya meruncing.
g. Ada yang tersebar, berkumpul atau saluran dalam batang. Untaian yang terpisah-pisah atau dalam bentuk a. Menurut Esau :
- Xylem fibers (terdapat dalam xylem).
- Extraxylary fibers (terdapat pada sistem jaringan di luar xylem)
b. Menurut Eames :
- Bast fibers (terdapat dalam korteks)
- Wood fibers (terdapat dalam bagian kayu)
2). Sklereid
Mempunyai bentuk, penebalan dinding sel, ukuran dan jumlah noktah yang bermacam-macam.
- Sklereid disebut sel batu jika sklereid tidak bercabang, tidak berbentuk ekstrim dan bersifat soliter.
- Sklereid disebut sel sklerotik jika selnya terdiri dari jaringan yang lunak.
Sklereid terdapat dalam semua bagian tumbuhan, terutama di dalam kulit kayu, pembuluh tapis, dan buah atau biji. Gambaran mengenai sklereid yaitu sebagai berikut :
- Dinding selnya tersusun dari selulosa dan lignin yang tebal dan keras.
- Terkadang mengandung zat suberin dan kutin.
- Mempunyai noktah yang sempit dan bercabang-cabang.
- Lumennya sangat sempit.
Lenti sel merupakan celah-celah pada lapisan gabus atau lenti sel. Biasanya terdapat pada tumbuhan Monocotyledonae, Dicotyledonae, dan Gymnospermae.
Bentuk celah : seperti lensa ( lenti = lensa )
Letak : diantara stomata, pada beberapa tumbuhan tertentu terbentuk di bawah sel epidermis yang semula berstomata
Fungsi : membantu melangsungkan hubungan antara bagian – bagian tumbuhan dengan udara luar yang tadinya terputus karena terhalang oleh lapisan gabus yang sangat rapat. Dengan adanya lenti sel, air dan gas – gas dapat menerobos jaringan gabus.
JARINGAN MEKANIK / PENGUAT
Fungsi : 1. Memberi kekuatan pada tumbuhan agar dapat tegak.
2. Sebagai penyeimbang pada tumbuhan seiring perkembangan dan pertumbuhan tanaman itu sendiri.
3. Mempertahankan tegaknya tumbuhan walaupun kekurangan air ataupun diserang angin.
Terdiri dari : 1. Sel-sel yang berdinding tebal, mengandung lignin dan zat-zat lainnya.
2. Zat-zat yang memberi sifat keras pada dinding.
Pembagian berdasarkan bentuk dan sifatnya :
1. Jaringan kollenkhim
Kollenkhim berasal dari kata Yunani, colla yaitu jernih.
Ciri-ciri Letak Fungsi
- Jaringan kollenkhim mempunyai dinding sel yang jernih, tampak putih mengkilat.
- Dapat berisi kloroplas atau tidak.
- Dapat berisi zat tanin.
- Umumnya tidak memiliki ruang antar sel.
- Umumnya terjadi dari prokambium.
Pada batang dan daun pada bagian perifirnya tepat di bawah epidermis
Sebagai penguat terutama pada organ-organ tumbuhan yang masih aktif mengadakan pertumbuhan dan perkembangan.
Pembagian berdasarkan letak dan bentuk penebalan :
Jenis Tempat penebalan Contoh
Kollenkhim sudut (angular) Pada bagian sudut Tumbuhan jenis Umbelliferal
Kollenkhim papan (lamellar) Pada dinding sel yang tangential Tumbuhan Sambucus dan Eupatorium
Kollenkhim lakuna (lacunate) Pada permukaan ruang antar sel Tumbuhan Compositae
Pendapat beberapa ahli mengenai jaringan kollenkhim :
Nama ahli Pendapat
De Barry Pada saat jaringan kollenkhim membesar, dinding selnya menipis sehingga terjadi dehydration. Hal itu menyebabkan pengayuan pada jaringan kollenkhim.
Funk den Went Pengayuan dan penebalan zat kayu pada kollenkhim, dapat mengubahnya menjadi sklerenkhim.
Kert dan Bailey Pada jaringan kollenkhim terjadi penebalan dinding sel yang membuatnya kaya akan zat pektin. Pada akhirnya dinding sel berkurang atau lenyap kembali.
Venning Goyangan angin terus menerus mempengaruhi penebalan dinding sel kollenkhim.
Pengurangan / lenyapnya kembali penebalan tersebut disebabkan adanya jaringan phellogen atau ada kerusakan.
Akan melangsungkan penyembuhan kembali setelah mengalami kerusakan.
2. Jaringan Sklerenkhim
Berasal dari kata Yunani sclerous (keras) dan enohyma (infusion) yang berarti kerasnya dinding sel.
Ciri-ciri Letak Fungsi
a. Sel-selnya tidak mengandung protoplas.
b. Terdiri dari sel-sel yang telah mati.
c. Terdiri dari zat-zat lignin. Pada organ-organ tumbuhan yang telah tetap Sebagai penguat pada organ-organ tumbuhan yang telah tetap.
Pembagian :
1). Fiber (serat sklerenkhim)
Ciri-ciri Bentuk Pembagian
a. Terdiri dari sel-sel serat yang cukup panjang dan telah mati.
b. Cukup tebal dan terdiri dari zat kayu.
c. Lumennya sempit dan noktahnya panjang serta sempit.
d. Elastisitasnya cukup besar.
e. Pada irisan melintang, serat-seratnya berbentuk segi banyak.
f. Pada irisan membujur, serat-serat berbentuk kumparan panjang yang ujungnya meruncing.
g. Ada yang tersebar, berkumpul atau saluran dalam batang. Untaian yang terpisah-pisah atau dalam bentuk a. Menurut Esau :
- Xylem fibers (terdapat dalam xylem).
- Extraxylary fibers (terdapat pada sistem jaringan di luar xylem)
b. Menurut Eames :
- Bast fibers (terdapat dalam korteks)
- Wood fibers (terdapat dalam bagian kayu)
2). Sklereid
Mempunyai bentuk, penebalan dinding sel, ukuran dan jumlah noktah yang bermacam-macam.
- Sklereid disebut sel batu jika sklereid tidak bercabang, tidak berbentuk ekstrim dan bersifat soliter.
- Sklereid disebut sel sklerotik jika selnya terdiri dari jaringan yang lunak.
Sklereid terdapat dalam semua bagian tumbuhan, terutama di dalam kulit kayu, pembuluh tapis, dan buah atau biji. Gambaran mengenai sklereid yaitu sebagai berikut :
- Dinding selnya tersusun dari selulosa dan lignin yang tebal dan keras.
- Terkadang mengandung zat suberin dan kutin.
- Mempunyai noktah yang sempit dan bercabang-cabang.
- Lumennya sangat sempit.
jaringan bergabus
JARINGAN BERGABUS
Dibentuk oleh : kambium gabus atau phellogen.
Fungsi : pembatas antara jaringan – jaringan di dalam tumbuhan. Letak : bagian perifir alat – alat tumbuhan, tetapi terkadang terdapat pada bagian dalam dari tumbuhan.
Dinding sel tersusun atas : suberin atau zat gabus serta cutin.
Jaringan bergabus dibagi menjadi 3 macam, yaitu :
Eksodermis Endodermis Kulit gabus / periderm
Pengertian Perubahan fungsi dari “lapisan sel” di bawah epidermis pada akar tumbuhan ( berubah sebagai jaringan pelindung yang kemudian bergabus atau mengandung suberin) Lapisan sel yang paling dalam dari korteks (kulit kayu) atau lapisan sel yang paling luar dari silinder pusat (stele). Merupakan sel yang aktif / hidup, mengandung plasma yang bersifat semi permeable Jaringan pelindung yang dibentuk oleh korteks atau oleh pericycle
Letak Akar-akar golongan tumbuhan Gymnospermae dan Angiospermae Di dalam akar yang dinding selnya sering bergabus Batang dan akar tumbuhan Dicotyledonae dan Gymnospermae
Fungsi Menggantikan epidermis - Jaringan pelindung
- Pembatas antara kulit kayu dengan silinder pusat
- Pelancar masuknya zat – zat garam tanah kedalam silinder pusat
Pengganti epidermis bila epidermis rusak, mengelupas, atau mengalami kematian
Kulit gabus / periderm terdiri dari beberapa bagian :
a. Phellogen / cork cambium : kambium gabus. Terbentuk karena sel – sel dewasa yang masih aktif / hidup menjadi lapisan yang memisahkan diri, dan berkelanjutan menjadi meristematis.
b. Phellem / cork : produk phellogen yang terbentuk ke arah luar, dalam penyusunannya biasa disebut sel – sel gabus. Sel – sel gabus ini terbagi menjadi :
- Berdinding tipis : lumennya kosong, merupakan deretan sel – sel yang lurus dengan bentuk rangkaian ke arah radial
- Berdinding tebal : lumen berisi bahan – bahan resin, tanin berwarna gelap.
Terdapat beberapa sifat- sifat khusus sel gabus jika dilihat dari kedua macam dindingnya, yaitu :
Dinding primer Dinding sekunder
- terdiri dari selulosa
- pada beberapa tumbuh-tumbuhan sering berkayu. - berlangsungnya penebalan-penebalan suberin yang disebut lamella-lamella suberin yang dapat menahan pengaruh asam, tidak dapat ditembus gas dan air
- terdapat lapisan selulosa tipis pada dinding yang berbatasan dengan lumen, lapisan ini sering mengayu
c. Phelloderm : menyerupai parenkim korteks. Berasal dari phellogen yang membelah ke arah dalam. Berfungsi untuk pelaksanaan fotosintesis, tempat penimbunan zat tepung dan melindungi jaringan korteks.
Berdasarkan cara terbentuknya, maka kulit gabus dibedakan menjadi :
a. Gabus monogen : terbentuk dari phellogen yang lapisan selnya hanya satu lapisan dan merupakan lapisan yang tetap. Gabus monogen terdiri dari gabus (phellem) dan phelloderm. Kegiatannya berlangsung dua arah, pembentukan phellem ke arah luar dan pembentukan phellem kea rah dalam, disebut phellogen dipleuris.
b. Gabus poligen : terbentuk dari phellogen yang lapisan selnya banyak karena berganti – ganti terus. Phellogen disini disebut phellogen transitoris, yaitu phellogen yang keberadaannya sementara saja, biasanya tidak mempunyai phelloderm, karena itu kegiatannya hanya satu arah saja dan membentuk gabus ke arah luar, disebut phellogen monopleuris.
Dibentuk oleh : kambium gabus atau phellogen.
Fungsi : pembatas antara jaringan – jaringan di dalam tumbuhan. Letak : bagian perifir alat – alat tumbuhan, tetapi terkadang terdapat pada bagian dalam dari tumbuhan.
Dinding sel tersusun atas : suberin atau zat gabus serta cutin.
Jaringan bergabus dibagi menjadi 3 macam, yaitu :
Eksodermis Endodermis Kulit gabus / periderm
Pengertian Perubahan fungsi dari “lapisan sel” di bawah epidermis pada akar tumbuhan ( berubah sebagai jaringan pelindung yang kemudian bergabus atau mengandung suberin) Lapisan sel yang paling dalam dari korteks (kulit kayu) atau lapisan sel yang paling luar dari silinder pusat (stele). Merupakan sel yang aktif / hidup, mengandung plasma yang bersifat semi permeable Jaringan pelindung yang dibentuk oleh korteks atau oleh pericycle
Letak Akar-akar golongan tumbuhan Gymnospermae dan Angiospermae Di dalam akar yang dinding selnya sering bergabus Batang dan akar tumbuhan Dicotyledonae dan Gymnospermae
Fungsi Menggantikan epidermis - Jaringan pelindung
- Pembatas antara kulit kayu dengan silinder pusat
- Pelancar masuknya zat – zat garam tanah kedalam silinder pusat
Pengganti epidermis bila epidermis rusak, mengelupas, atau mengalami kematian
Kulit gabus / periderm terdiri dari beberapa bagian :
a. Phellogen / cork cambium : kambium gabus. Terbentuk karena sel – sel dewasa yang masih aktif / hidup menjadi lapisan yang memisahkan diri, dan berkelanjutan menjadi meristematis.
b. Phellem / cork : produk phellogen yang terbentuk ke arah luar, dalam penyusunannya biasa disebut sel – sel gabus. Sel – sel gabus ini terbagi menjadi :
- Berdinding tipis : lumennya kosong, merupakan deretan sel – sel yang lurus dengan bentuk rangkaian ke arah radial
- Berdinding tebal : lumen berisi bahan – bahan resin, tanin berwarna gelap.
Terdapat beberapa sifat- sifat khusus sel gabus jika dilihat dari kedua macam dindingnya, yaitu :
Dinding primer Dinding sekunder
- terdiri dari selulosa
- pada beberapa tumbuh-tumbuhan sering berkayu. - berlangsungnya penebalan-penebalan suberin yang disebut lamella-lamella suberin yang dapat menahan pengaruh asam, tidak dapat ditembus gas dan air
- terdapat lapisan selulosa tipis pada dinding yang berbatasan dengan lumen, lapisan ini sering mengayu
c. Phelloderm : menyerupai parenkim korteks. Berasal dari phellogen yang membelah ke arah dalam. Berfungsi untuk pelaksanaan fotosintesis, tempat penimbunan zat tepung dan melindungi jaringan korteks.
Berdasarkan cara terbentuknya, maka kulit gabus dibedakan menjadi :
a. Gabus monogen : terbentuk dari phellogen yang lapisan selnya hanya satu lapisan dan merupakan lapisan yang tetap. Gabus monogen terdiri dari gabus (phellem) dan phelloderm. Kegiatannya berlangsung dua arah, pembentukan phellem ke arah luar dan pembentukan phellem kea rah dalam, disebut phellogen dipleuris.
b. Gabus poligen : terbentuk dari phellogen yang lapisan selnya banyak karena berganti – ganti terus. Phellogen disini disebut phellogen transitoris, yaitu phellogen yang keberadaannya sementara saja, biasanya tidak mempunyai phelloderm, karena itu kegiatannya hanya satu arah saja dan membentuk gabus ke arah luar, disebut phellogen monopleuris.
Visi Islam adalah sebagai pembawa rahmat bagi seluru alam,pembawa kesejahteraan umat,pembawa perdamaian,mengajarkan persamaan,serta penegak keadilan.
Secara etimologi islam berasal dari kata Aslama,yuslimu,islaman, berarti “keselamatan”,”kedamaian” dan kesejahteraan dalam arti yang luas islam dapat diartikan sebagai bentuk kepercayaan yang diajarkan nabi Muhammad SAW yang mengajakan kepada manusia untuk senantiasa beriman kepada Allah,melaksanakan segala yang diperintahkan dan menjauhi segala yang dilarangNYA. Dengan kata lain Islam dalam arti sempit adalah agama terakhir yang dibawa nabi Muhammad,dengan pedomannya al’quran dan as sunah. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan dalam al’quran,innaddiina ‘inda Allah al-islam (sesungguhnya agama yang diridhoi Allah adalah islam) namun dalam arti yang luas islam berarti semua ajaran agama yang mengajarkan untuk mempercayai adanya Allah SWT,mengajarkan manusia untuk berbuat baik,tolong-menolong,menganjurkan perdamaian,menghormati orang lain. Oleh karenanya,semua agama yang dibawa nabi-nabi yang terdahulu sesungguhnya tidak ada perbedaan prinsip agama yang diajarkan nabi Muhammad SAW,semua nabi mengajarkan prinsip-prinsip seperti ketauhidan,ta’awun,perdamain,hak asasi manusia,dan itu semua adalah prinsip-prinsip yang bersifat universal. Visi Islam adalah sebagai pembawa rahmat bagi seluru alam,pembawa kesejahteraan umat,pembawa perdamaian,mengajarkan persamaan,serta penegak keadilan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Visi Islam Sebagai Pembawa Rahmat
Islam merupakan ad-din yang telah memberikan petunjuk kepada manusia menuju Allah. Dalam perjalanan sejarah Islam telah menyumbangkan banyak kebaikan kepada kemanusiaan. Islam telah membebaskan manusia dari kebodahan menuju kebenaran.islam.
Islam tidak hanya membawa rahmat bagi kaum muslim, tetapi juga bagi seluruh umat. Banyak hal-hal yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan bersumber dari Al-Quran ataupun bersumber dari pemikiran tokoh cendikiawan muslim, namun diambil oleh pemikir-pemikir Yahudi sehingga mereka mendapat nama besar sebagai penemu ilmu pengetahuan dan ilmu pengetahuan tersebut berasal dari bangsa mereka.Ilmu tersebut sangat bermanfaat bagi semua umat dan menjadi rahmat.
Rasulullah SAW diutus oleh Allah ke dunia ini yang padanya diberikan agama Islam dialah yang dikatakan sebagai pembawa rahmat kepada alam. Agama Islam yang diberikan kepada Rasulullah SAW oleh Allah adalah untuk memimpin manusia ini, firman Allah yang maksudnya :
“Tidak Aku utuskan engkau (ya Muhammad) melainkan untuk menjadi Rahmat kepada Alam“
Walaupun kita dapati ayat ini menunjukkan bahwa rahmat yang dibawa oleh Rasulullah itu adalah umum kepada semua manusia tetapi sebenarnya adalah dikhususkan oleh Allah kepada orang mukmin semata-mata. Orang yang diluar mukmin tidak akan mendapat rahmat bahkan mereka lebih merasa tidak senang hati dengan Islam dan kedatangan Al Qur’an yang disampaikan oleh Allah kepada Rasulullah SAW. Manakala kedatangan Rasulullah yang padanya disampaikan agama Islam dan dengan agama ini Rasulullah menyampaikannya kepada umat serta memimpin umat hingga umat ini menerima Allah dan menerima Rasulullah, disinilah letaknya rahasia keagungan Islam dan kebesaran Islam.
2.2 Islam Pembawa Kesejahteraan Umat
Sebagai agama pembawa keselamatan dan kesejahteraan bagi umat sejagat, Islam sangat anti-kemiskinan. Kemiskinan dianggap sebagai sumber berbagai kejahatan dan kegiatan sumbang (Ataul Huq, 1993). "Ureung gasien" lebih mudah dijerumuskan setan ke lembah kebejatan dan kenistaan. Rasulullah saw bersabda: "Kemiskinan mendekati kekufuran" (H.R. as-Sayuti). Hal ini juga diakui pakar ekonomi barat. Alcock (1993) misalnya menyebutkan bahwa kemiskinan adalah salah satu penyakit sosial. Tidak seperti kemiskinan konvensional yang hanya diukur dengan material semata, kemiskinan dalam Islam jauh bersifat komprehensif dengan mempertimbangkan baik aspek material maupun spiritual. Ini berimplikasi bahwa tolak ukur kemiskinan antara konsep konvensional dan Islam adalah berbeda. Bisa jadi seseorang itu kaya bila menggunakan ukuran konvensional, tapi miskin bila dilihat dengan kacamata ekonomi Islam. Berbedanya definisi dan ukuran kemiskinan antara konsep kemiskinan barat dengan Islam otomatis menyebabkan kriteria sebuah kesuksesan dalam program pengentasan kemiskinan juga berbeda. Mungkin program pengentasan kemiskinan itu dikatakan berhasil bila dilihat dari perspektif barat, tapi ia gagal secara Islam. Demi berhasilnya program pengentasan kemiskinan, yang pertama sekali harus kita identifikasikan adalah faktor-faktor penyebab kemiskinan itu sendiri. Dengan mengetahui "root of the problems" (akar masalah), maka dengan mudah kemiskinan yang mendera lebih separuh penduduk Muslem dapat dientaskan.
2.3 Islam Pembawa Perdamaian
Allah menciptakan manusia dalam berbagai suku bangsa untuk saling mengenal. Arti luas mengenal disini adalah seluruh manusia diperintahkan untuk tidak membeda-bedakan suku, ras maupun status. Islam mengajarkan perdamaian agar perbedaan tersebut tidak menjadi alasan untuk saling berpecah belah. Hidup damai sesama pemeluk agama maupun antar beda agama.
2.4 Islam Mengajarkan Persamaan
Prinsip Persamaan Antarmanusia :
Yâ ayyuhannâs innâ khalaqnâkum min dzakarin wa untsâ wa ja’alnâkum syu’uban wa qabâila lita’ârafu inna akramakum ‘indallâhi atqâkum innallâha ‘alîmun khabîr
Artinya :
“Hai manusia, sesungguhnya Kami ciptakan kamu dari seorang laki-laki seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Ayat di atas secara gamblang mendeskripsikan proses kejadian manusia. Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah menciptakan manusia dari pasangan laki-laki dan perempuan. Kemudian dari pasangan tersebut lahir pasangan-pasangan lainnya.
Dengan demikian, pada hakekatnya, manusia itu adalah “satu keluarga”. Proses penciptaan yang “seragam” itu merupakan bukti bahwa pada dasarnya semua manusia adalah sama. Karena itu, manusia memiliki kedudukan yang sama.
Di dalam al-Quran ada sejumlah ayat yang juga menjelaskan persamaan antarmanusia, seperti surat al-Nisaa’/4:1, al-A’raf/7:189, al-Zumar/39:6, Fathir/35:11, dan al-Mu’min/40:67.
Ayat-ayat itu, sebagaimana dijelaskan oleh Muhammad Husayn al-Thabathaba’i dalam tafsirnya al-Mizan fi Tafsir al-Qur’an (Jilid VI, h. 134-135), pada pokoknya hendak menjelaskan bahwa dari segi hakikat penciptaan, antara manusia yang satu dan manusia lainnya tidak ada perbedaan. Mereka semua sama, dari asal kejadian yang sama, yaitu dari tanah, dari diri yang satu, yakni Adam yang diciptakan dari tanah. Karena itu, tidak ada kelebihan seorang individu atas individu lainnya. Karena asal-usul kejadian manusia seluruhnya adalah sama. Oleh karenanya tidak layak seseorang atau satu golongan menyombongkan diri terhadap yang lain atau menghina yang lain.
Prinsip persamaan antarmanusia ini juga dijelaskan oleh Rasulullah SAW dalam berbagai hadisnya, seperti yang diriwayatkan oleh Ahmad dan juga sebagaimana diriwayatkan oleh Ibn Majah. (Selanjutnya lihat Koleksi Hadits).
Lantas apakah yang membedakan antara manusia satu dengan yang lainnya? Ayat di atas langsung menjawab bahwa yang membedakan antara orang satu dengan yang lainnya adalah taqwanya. Artinya Allah tidak membedakan berdasarkan nasab (keturunan), warna kulit, suku atau bangsa, maupun tampang yang dimiliki oleh seseorang.
Muncul pertanyaan, apakah prinsip persamaan yang dibawa Islam tersebut dengan paham persamaan (egalitarianisme) yang selalu didengungkan di Barat dewasa ini? Terhadap pertanyaan ini Muhammad Husein Haykal dengan tegas menyatakan bahwa paham persamaan yang dibawa Islam sangat berbeda dengan paham persamaan yang sering ditonjolkan dalam peradaban Barat.
Persamaan yang diajarkan Islam adalah persamaan dalam bentuk yang paling hakiki dan sempurna. Islam mengajarkan bahwa semua manusia dari segi harkat dan martabatnya adalah sama di hadapan Tuhan. Tidak ada perbedaan antara manusia yang satu dan lainnya kecuali dalam taqwanya kepada Tuhan. (Haikal, al-Faruq ‘Umar, h. 11-12. Juga Haikal, Hayah Muhammad, h. 416, lihat juga Musdah Mulia, Negara Islam, h. 96-97).
Adapun persamaan di Barat, tegas Haikal, hanya mengajarkan persamaan di hadapan hukum yang tidak lain adalah buatan manusia sendiri. Paham ini di Barat muncul sebagai akibat dari Revolusi Perancis (1789). Cita-cita kemanusiaan yang amat ditonjolkan dalam revolusi ini adalah kebebasan, persamaan, dan persaudaraan (liberte, egalite, fraternite). Aplikasi terpenting dari cita-cita tersebut menurut Prof Dr Musdah Mulia adalah timbulnya sistem politik yang demokratis.[]
2.4 Islam Penegak Keadilan
Perspektif Islam
Islam sangat objektif dan rasional dalam penegakan keadilan. Seseorang tidak ditolelir untuk mendiamkan pelanggaran apa pun dari orang yang dicintainya atau mengganjar orang yang dibencinya di luar kepantasan. Penegakan keadilan mesti benar-benar adil, sekalipun terhadap diri sendiri, ibu bapak dan kaum kerabat. Bahkan, keadilan harus ditegakkan terhadap orang kaya dan miskin. Keadilan Islam tidak berkompromi dengan segala prestise dan status sosial. Al-Quran sangat mewanti-wanti poin ini, karena seringkali kekayaan seseorang membuat penegak hukum tidak berkutik menindaknya, atau kemiskinan dan kesengsaraan seseorang tidak jarang membangkitkan rasa kasihan dan tidak tega menghukumnya.
Penegakan keadilan perspektif Islam memiliki dasar pijak, standar nilai dan tujuan sangat jelas. Al-Quran mengungkapkannya dalam redaksi qawwâmîna lil-Lâh (orang-orang yang menegakkan keadilan karena Allah). Upaya penegakan keadilan harus diawali karena ketundukan dan keinginan tulus untuk mengabdi sepenuhnya kepada Allah. Tidak boleh ada nilai-nilai lain yang digunakan sebagai standar kecuali ajaran Allah atau nilai masyarakat yang sejalan dengan kehendak-Nya.
Poin paling esensial, keadilan ditegakkan bukanlah untuk memuliakan sebagian orang atau menghinakan yang lain, tapi semata-mata untuk “memuaskan” Allah. Seluruh aktivitas penegakan keadilan harus mengarah secara jelas pada penegakan “kehendak” Allah, Tuhan yang sangat menyayangi manusia dan menginginkan yang terbaik bagi hamba-Nya. Jika Allah “puas” dengan penegakan keadilan yang dilakukan, berarIslam sebagai agama rahmatan lil aalamin, harus dapat meningkatkan kesejahteraan umat manusia. "Islam seharusnya menegakkan keadilan untuk semua orang, bukan hanya untuk umat Islam. Siapa pun yang lemah, apa pun agamanya, harus dibantu. Kita harus berpikir dalam bingkai negara kebangsaan dengan problem-problem kemanusiaan yang lintas batas," Islam, aktif melakukan kritik etik terhadap sistem sosial politik mana pun yang tidak memihak kelompok lemah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Visi Islam Sebagai Pembawa Rahmat
Islam merupakan ad-din yang telah memberikan petunjuk kepada manusia menuju Allah. Dalam perjalanan sejarah Islam telah menyumbangkan banyak kebaikan kepada kemanusiaan. Islam telah membebaskan manusia dari kebodahan menuju kebenaran.islam.
Islam tidak hanya membawa rahmat bagi kaum muslim, tetapi juga bagi seluruh umat. Banyak hal-hal yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan bersumber dari Al-Quran ataupun bersumber dari pemikiran tokoh cendikiawan muslim, namun diambil oleh pemikir-pemikir Yahudi sehingga mereka mendapat nama besar sebagai penemu ilmu pengetahuan dan ilmu pengetahuan tersebut berasal dari bangsa mereka.Ilmu tersebut sangat bermanfaat bagi semua umat dan menjadi rahmat.
Rasulullah SAW diutus oleh Allah ke dunia ini yang padanya diberikan agama Islam dialah yang dikatakan sebagai pembawa rahmat kepada alam. Agama Islam yang diberikan kepada Rasulullah SAW oleh Allah adalah untuk memimpin manusia ini, firman Allah yang maksudnya :
“Tidak Aku utuskan engkau (ya Muhammad) melainkan untuk menjadi Rahmat kepada Alam“
Walaupun kita dapati ayat ini menunjukkan bahwa rahmat yang dibawa oleh Rasulullah itu adalah umum kepada semua manusia tetapi sebenarnya adalah dikhususkan oleh Allah kepada orang mukmin semata-mata. Orang yang diluar mukmin tidak akan mendapat rahmat bahkan mereka lebih merasa tidak senang hati dengan Islam dan kedatangan Al Qur’an yang disampaikan oleh Allah kepada Rasulullah SAW. Manakala kedatangan Rasulullah yang padanya disampaikan agama Islam dan dengan agama ini Rasulullah menyampaikannya kepada umat serta memimpin umat hingga umat ini menerima Allah dan menerima Rasulullah, disinilah letaknya rahasia keagungan Islam dan kebesaran Islam.
2.2 Islam Pembawa Kesejahteraan Umat
Sebagai agama pembawa keselamatan dan kesejahteraan bagi umat sejagat, Islam sangat anti-kemiskinan. Kemiskinan dianggap sebagai sumber berbagai kejahatan dan kegiatan sumbang (Ataul Huq, 1993). "Ureung gasien" lebih mudah dijerumuskan setan ke lembah kebejatan dan kenistaan. Rasulullah saw bersabda: "Kemiskinan mendekati kekufuran" (H.R. as-Sayuti). Hal ini juga diakui pakar ekonomi barat. Alcock (1993) misalnya menyebutkan bahwa kemiskinan adalah salah satu penyakit sosial. Tidak seperti kemiskinan konvensional yang hanya diukur dengan material semata, kemiskinan dalam Islam jauh bersifat komprehensif dengan mempertimbangkan baik aspek material maupun spiritual. Ini berimplikasi bahwa tolak ukur kemiskinan antara konsep konvensional dan Islam adalah berbeda. Bisa jadi seseorang itu kaya bila menggunakan ukuran konvensional, tapi miskin bila dilihat dengan kacamata ekonomi Islam. Berbedanya definisi dan ukuran kemiskinan antara konsep kemiskinan barat dengan Islam otomatis menyebabkan kriteria sebuah kesuksesan dalam program pengentasan kemiskinan juga berbeda. Mungkin program pengentasan kemiskinan itu dikatakan berhasil bila dilihat dari perspektif barat, tapi ia gagal secara Islam. Demi berhasilnya program pengentasan kemiskinan, yang pertama sekali harus kita identifikasikan adalah faktor-faktor penyebab kemiskinan itu sendiri. Dengan mengetahui "root of the problems" (akar masalah), maka dengan mudah kemiskinan yang mendera lebih separuh penduduk Muslem dapat dientaskan.
2.3 Islam Pembawa Perdamaian
Allah menciptakan manusia dalam berbagai suku bangsa untuk saling mengenal. Arti luas mengenal disini adalah seluruh manusia diperintahkan untuk tidak membeda-bedakan suku, ras maupun status. Islam mengajarkan perdamaian agar perbedaan tersebut tidak menjadi alasan untuk saling berpecah belah. Hidup damai sesama pemeluk agama maupun antar beda agama.
2.4 Islam Mengajarkan Persamaan
Prinsip Persamaan Antarmanusia :
Yâ ayyuhannâs innâ khalaqnâkum min dzakarin wa untsâ wa ja’alnâkum syu’uban wa qabâila lita’ârafu inna akramakum ‘indallâhi atqâkum innallâha ‘alîmun khabîr
Artinya :
“Hai manusia, sesungguhnya Kami ciptakan kamu dari seorang laki-laki seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Ayat di atas secara gamblang mendeskripsikan proses kejadian manusia. Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah menciptakan manusia dari pasangan laki-laki dan perempuan. Kemudian dari pasangan tersebut lahir pasangan-pasangan lainnya.
Dengan demikian, pada hakekatnya, manusia itu adalah “satu keluarga”. Proses penciptaan yang “seragam” itu merupakan bukti bahwa pada dasarnya semua manusia adalah sama. Karena itu, manusia memiliki kedudukan yang sama.
Di dalam al-Quran ada sejumlah ayat yang juga menjelaskan persamaan antarmanusia, seperti surat al-Nisaa’/4:1, al-A’raf/7:189, al-Zumar/39:6, Fathir/35:11, dan al-Mu’min/40:67.
Ayat-ayat itu, sebagaimana dijelaskan oleh Muhammad Husayn al-Thabathaba’i dalam tafsirnya al-Mizan fi Tafsir al-Qur’an (Jilid VI, h. 134-135), pada pokoknya hendak menjelaskan bahwa dari segi hakikat penciptaan, antara manusia yang satu dan manusia lainnya tidak ada perbedaan. Mereka semua sama, dari asal kejadian yang sama, yaitu dari tanah, dari diri yang satu, yakni Adam yang diciptakan dari tanah. Karena itu, tidak ada kelebihan seorang individu atas individu lainnya. Karena asal-usul kejadian manusia seluruhnya adalah sama. Oleh karenanya tidak layak seseorang atau satu golongan menyombongkan diri terhadap yang lain atau menghina yang lain.
Prinsip persamaan antarmanusia ini juga dijelaskan oleh Rasulullah SAW dalam berbagai hadisnya, seperti yang diriwayatkan oleh Ahmad dan juga sebagaimana diriwayatkan oleh Ibn Majah. (Selanjutnya lihat Koleksi Hadits).
Lantas apakah yang membedakan antara manusia satu dengan yang lainnya? Ayat di atas langsung menjawab bahwa yang membedakan antara orang satu dengan yang lainnya adalah taqwanya. Artinya Allah tidak membedakan berdasarkan nasab (keturunan), warna kulit, suku atau bangsa, maupun tampang yang dimiliki oleh seseorang.
Muncul pertanyaan, apakah prinsip persamaan yang dibawa Islam tersebut dengan paham persamaan (egalitarianisme) yang selalu didengungkan di Barat dewasa ini? Terhadap pertanyaan ini Muhammad Husein Haykal dengan tegas menyatakan bahwa paham persamaan yang dibawa Islam sangat berbeda dengan paham persamaan yang sering ditonjolkan dalam peradaban Barat.
Persamaan yang diajarkan Islam adalah persamaan dalam bentuk yang paling hakiki dan sempurna. Islam mengajarkan bahwa semua manusia dari segi harkat dan martabatnya adalah sama di hadapan Tuhan. Tidak ada perbedaan antara manusia yang satu dan lainnya kecuali dalam taqwanya kepada Tuhan. (Haikal, al-Faruq ‘Umar, h. 11-12. Juga Haikal, Hayah Muhammad, h. 416, lihat juga Musdah Mulia, Negara Islam, h. 96-97).
Adapun persamaan di Barat, tegas Haikal, hanya mengajarkan persamaan di hadapan hukum yang tidak lain adalah buatan manusia sendiri. Paham ini di Barat muncul sebagai akibat dari Revolusi Perancis (1789). Cita-cita kemanusiaan yang amat ditonjolkan dalam revolusi ini adalah kebebasan, persamaan, dan persaudaraan (liberte, egalite, fraternite). Aplikasi terpenting dari cita-cita tersebut menurut Prof Dr Musdah Mulia adalah timbulnya sistem politik yang demokratis.[]
2.4 Islam Penegak Keadilan
Perspektif Islam
Islam sangat objektif dan rasional dalam penegakan keadilan. Seseorang tidak ditolelir untuk mendiamkan pelanggaran apa pun dari orang yang dicintainya atau mengganjar orang yang dibencinya di luar kepantasan. Penegakan keadilan mesti benar-benar adil, sekalipun terhadap diri sendiri, ibu bapak dan kaum kerabat. Bahkan, keadilan harus ditegakkan terhadap orang kaya dan miskin. Keadilan Islam tidak berkompromi dengan segala prestise dan status sosial. Al-Quran sangat mewanti-wanti poin ini, karena seringkali kekayaan seseorang membuat penegak hukum tidak berkutik menindaknya, atau kemiskinan dan kesengsaraan seseorang tidak jarang membangkitkan rasa kasihan dan tidak tega menghukumnya.
Penegakan keadilan perspektif Islam memiliki dasar pijak, standar nilai dan tujuan sangat jelas. Al-Quran mengungkapkannya dalam redaksi qawwâmîna lil-Lâh (orang-orang yang menegakkan keadilan karena Allah). Upaya penegakan keadilan harus diawali karena ketundukan dan keinginan tulus untuk mengabdi sepenuhnya kepada Allah. Tidak boleh ada nilai-nilai lain yang digunakan sebagai standar kecuali ajaran Allah atau nilai masyarakat yang sejalan dengan kehendak-Nya.
Poin paling esensial, keadilan ditegakkan bukanlah untuk memuliakan sebagian orang atau menghinakan yang lain, tapi semata-mata untuk “memuaskan” Allah. Seluruh aktivitas penegakan keadilan harus mengarah secara jelas pada penegakan “kehendak” Allah, Tuhan yang sangat menyayangi manusia dan menginginkan yang terbaik bagi hamba-Nya. Jika Allah “puas” dengan penegakan keadilan yang dilakukan, berarIslam sebagai agama rahmatan lil aalamin, harus dapat meningkatkan kesejahteraan umat manusia. "Islam seharusnya menegakkan keadilan untuk semua orang, bukan hanya untuk umat Islam. Siapa pun yang lemah, apa pun agamanya, harus dibantu. Kita harus berpikir dalam bingkai negara kebangsaan dengan problem-problem kemanusiaan yang lintas batas," Islam, aktif melakukan kritik etik terhadap sistem sosial politik mana pun yang tidak memihak kelompok lemah.
Morfologi Tumbuhan
Rangkuman Morfologi Tumbuhan
BATANG
berbentuk bulat panjang
masing – masing ruas di batasi oleh buku - buku
Sifat – sifat batang tidak berwarna hijau ( kecuali rumput )
bertambah panjang di ujung
bercabang
mendukung bagian tumbuhan yang ada di atas tanah
memperluas bidang asimilasi
Fungsi batang jalan pengangkutan air dan makanan
tempat penyimpanan cadangan air dan makanan
tidak berbatang ( planta acaulis ),karena batang amat pendek. Contoh: lobak, sawi
Jenis tumbuhan batang basah (herbaceus)
cont: bayam
Jelas berbatang Batang berkayu(lignosus)
cont: pohon mangga dan semak sidaguri
Batang rumput (calmus)
cont: padi dan rumput
batang mendong (calamus)
cont: mendong dan wlingi
Bulat (teres) cont: bamboo, kelapa
Bersegi (angularis) segi tiga (triangularis)
cont: batang teki
Bentuk batang segi empat (quadrangularis)
cont: batang markisah
Pipih filokladia (pipih dan pertumbuhannya terbatas) cont: jakang
Kladodia (tumbuh terus dan mengadakann percabangan) cont: kaktus
Licin (laevis) cont: jagung
Berusuk (costatus), rigi – rigi yang membujur. Cont: iler
Beralur (sulcatus) cont: Cereus peruvianus
Bersayap (alatus) cont: ubi, markisah.
Berambut (pilosus) cont: tembakau
Permukaan batang Berduri (spinosus) cont: mawar
Memperlihatkan berkas – berkas daun, cont: papaya, kelapa.
Memperlihatkan berkas – berkas daun penumpu, cont: nangka, keluwih.
Memperlihatkan banyak lentisel, cont: sengan
Dll
Tegak lurus (erectus) cont: pepaya
Menggantung (dependents, pendulus) cony: anggrek, tumbuhan tepi jurang
Berbaring (humifucus) cont: semangka
Menjalar / merayap (repens) cont: ubi jalar
Arah tumbuh batang Serong ke atas (ascendens) cont: kacang tanah
Mengangguk (nutans) cont: bunga matahari
Memanjat (scamdens) cont: sirih, panil,anggur
Membelit (volubilis) kekiri (sinistroisum volubilis) cont: kembang telang
Kekanan (dextrorsum)
Cont:gadung
Monopadial ,cont: cemara
Percabangan simpodial ,cont: sawo manilah
Menggarpu / dikotom ,cont: paku adam
Geragih (flagellum) kecil, panjang, tubuuh merayap
Cabang Wiwilan / tunas air (virga singilaris): cabang yang tumbuh cepat dengan ruas yang panjang cont: kopi, coklat
Sirung panjang (virga) / cabang mandul: cabang pendukung daun ,ruas cukup panjang
Sirung pendek (virgule / virgula sucrescens) / cabang fertile: cabang dengan ruas – ruas pendek
Tegak (fastigiatus) : sudut antara batang dan cabang amat kecil.cont: wiwilan pada kopi
Condong ke atas (patens) : sudut + 450 cont: pohon cemara.
Mendatar (horizontalis) : sudut + 900 . cont: pohon randu.
Arah tumbuh batang Terkulai (declinatus) : pangkalnya mendatar, ujungnya melengkung ke bawah. Cont: kopi robusta.
Bergantung (pendulus) : cabang yang tumbuhnya ke bawah. Cont: Salix
Jenis tumbuhan berdasarkan panjang atau pendek umurnya, yaitu:
Jenis Umur Lambang Contoh
Annual ( annuus ) + 1 tahun
Tanaman palawija (jagung, kedele, kacang tanah)
Bieneal ( biennis ) 2 tahun
Biet, digitalis
Menahun / keras s.d. ratusan tahun Empon – empon
AKAR (radix)
Memperkuat berdirinya tumbuhan
Tugas akar Menyerap dan mengangkut air serta zat – zat makanan yang terlarut di dalam air
Tempat untuk penimbunan makanan
Leher / pangkal akar (collum), bersambungan dengan batang.
Ujung akar (apex radicis), terdiri atas jaringan yang masih dapat mengadakan pertumbuhan.
Batang akar (corpus radicis), bagian antara leher akar dan ujungnya.
Bagian akar Cabang akar (radix lateralis), keluar dari akar pokok, masih dapat mengadakan percabangan lagi .
Serabut akar (fibrilla radicalis), cabang akar yang halus dan berbentuk serabut.
Rambut / bulu akar (pilus radicalis), penonjolan sel – sel kulit luar akar yang panjang. Umurnya pendek dan hanya terdapat pada bagian ujung akar saja.
Tudung akar (calyptra), melindungi ujung akar yang masih muda dan lemah. Merupakan bagian yang dipinggirya selalu aus.
Sistem akar tunggang, berasal dari akar lembaga yang tumbuh terus menerus menjadi akar pokok dan kemudian bercabang menjadi akar yang lebih kecil (akar tunggang / radix primaria).
Sistem perakaran Terdapat pada Dicotyledoneae dan Gymnospermae.
Sistem akar serabut, akar lembaga dalam perkembangan mati kemudian disusul oleh sejumlah akar yang kurang lebih sama besar (akar serabut / radix adventcia )
Akar tombak / akar pena (fusiformis). Contoh: akar lobak, wortel.
Tidak bercabang Akar gasing (napiformis).
Contoh: bangkuwang, biet.
Bentuk akar Berbentuk benang (filiformis).
tunggang Contoh: kratok.
Bercabang (ramosus), berbentuk kerucut panjang, tumbuh lurus ke bawah, bercabang banyak. Terdapat pada pohon yang di tanam dari biji.
Akar yang menyusun akar serabut kecil – kecil berbentuk benang, contoh: padi.
Bentuk akar Akar serabut kaku keras, cukup besar seperti tambang, contoh: serabut pohon kelapa.
Akar serabut besar, hampir sebesar lengan, tidak banyak cabang, contoh: pandan.
Berdasarkan cara hidupnya, akar mempunyai sifat dan tugas khusus, misalnya:
o Akar udara atau akar gantung (radix aereus),pajangnya mencapai 30m, menyerap air dan zat gas dari udara. Setelah mencapai tanah, seringkali mempunyai velamen untuk menimbun air atau udara (misalnya pada akar anggrek kala jengking) kemudian berfungsi sebagai akar biasa.
o Akar penggerek / akar penghisap (haustorium), terdapat pada tumbuhan parasit, berfungsi untuk menyerap air dan zat makanan dari inang, contoh: benalu. Dapat pula berupa akar pendek yang melekat pada tuan rumah tetapi juga menghisap air dan zat makanan, contoh: endak-endak cacing.
o Akar pelekat (radix adligans), keluar dari buku-buku batang, berfungsi untuk menempel pada penunjang, contoh: lada, sirih.
o Akar pembelit (cirrhus radicalus), untuk memanjat dengan memeluk penunjangnya, contoh: panili.
o Akar napas (pneumatophora), cabang akar yang tumbuh tegak lurus keatas hingga muncul kepermukaan tanah, mempunyai banyak celah untuk jalan masuknya udara. Contoh: bogem, dan kayu api
o Akar tunjang / akar egrang, terdapat pada tumbuhan yang hidup di dalam tanah / air yang kekuranggan oksigen, contoh: pohon bakau, pandan.
o Akar lutut, akar yang tumbuh keatas kemudian membengkok lagi dalam tanah, berfungsi untuk pernafasan, contoh: pohon tanjang.
o Akar banir, berbentuk seperti papan yang diletakkan miring untuk memperkokoh berdirinya batang pohon yang tinggi besar. Contoh: sukun, kenari
MERAMORFOSIS AKAR, BATANG, DAN DAUN
Bagian tumbuhan yang pokok hanyalah tiga, yaitu: akar, batang, dan daun, sedangkan bagian-bagian yang lain pada tumbuhan merupakan metamorfosis salah satu diantara ketiga bagian pokok tadi atau mungkin suatu kombinasi bagian-bagian pokok tersebut.
Berikut adalah merupakan bagian tumbuhan yang sering dijumpai namun tidak lagi jelas berupa akar, batang, dan daun, ialah:
a. Kuncup (gemma)
Kuncup merupakan bagian tumbuhan yang sesungguhnya adalah calon tunas, terdiri atas calon batang beserta calon daun-daunnya. Kuncup dilindungi oleh alat-alat seperti rambut-rambut, sisik-sisik, daun penumpu dan lain-lain. Kuncup tidak boleh mengalami kerusakan akibat pengaruh factor-faktor luar, karena kuncup adalah bagian yang sangat lemah. Jika kuncup mulai berkembang, biasanya pelindung kuncup runtuh. Namun, bagi tumbuhan yang berbeda runtuhnya pelindung kuncup dapat beragam pula.
Tidak semua kuncup dapat berkembang menjadi bagian tumbuhan yang baru. Diantaranya ada yang bertahun-tahun tetap berupa kuncup saja . Dinamakan kuncup tidur atau kuncup laten (tidak mati, tetapi juga tidak memperliahatkan kegiatan hidup).
Menurut tempatnya kuncup dibedakan menjadi tiga macam:
1. Kuncup ujung (gemma terminalis), yaitu kuncup yang terdapat pada ujung-ujung batang, cabang-cabang dan ranting-ranting.
2. Kuncup ketiak (gemma axillaries atau gemma lateralis), yaitu kuncup yang terdapat di dalam ketiak daun di bagian samping batang. Yang lazimnya jika berkembang akan menghasilkan cabang baru. Perkembangan ini terjadi setelah daun yang di bawahnya gugur.
3. Kuncup liar (gemma adventicius), yaitu kuncup-kuncup yang tidak terdapat pada ujung atau ketiak daun. Menurut tempatnya, dibedakan menjadi tiga:
Di sembarang tempat pada batang, dan jika tumbuh biasanya akan menghasilkan wiwilan atau tunas air. Contoh: pohon coklat (theobroma cacao L.).
Pada tepi daun, yang dapat menghasilkan tumbuhan baru. Contoh: cocor bebek (Kalanchoe Pinnata Pers.)
Pada akar, dan biasanya juga dapat menjadi tumbuhan baru seperti sukun (Artocarpus Communis Forst.), Talok (Muntingia Calabura L.).
Kuncup adalah calon tunas dan karena metamorfosis selanjutnya akan menjadi alat lain misalnya bunga, maka kuncup dapat pula dibedakan seperti berikut:
1. Kuncup daun (gemma foliifera), nama kuncup daun sebetulnya kurang tepat karena kuncup tidak berkembang menjadi daun melainkan menjadi tunas yang mendukung daun-daun.
2. Kuncup bunga (gemma florifera atau Alabastrum), yaitu kuncup yang tidak berkembang menjadi tunas melainkan menjadi bunga dan dapat ditemukan pada ujung batang maupun dalam ketiak daun.
3. Kuncup campuran (gemma mixta), yaitu kuncup yang jika berkembang akan menghasilkan tunas dengan daun-daun biasa dan bunga.
Melihat ada atau tidaknya pelindung kuncup dapat pula dibedakan:
1. Kuncup telanjang (gemma nudus), yaitu kuncup yang sama sekali tidak mempunyai alat-alat pelindung.
2. Kuncup tertutup (gemma cllausus), yaitu kuncup yang mempunyai pelindung yang menyelubungi kuncup tadi.
b. Rimpang (rhizome), umbi (tuber), dan umbi lapis (bulbus)
1. Rimpang (rhizoma). Rimpang merupakan penjelamaan batang dilihat dari tanda-tanda berikut:
a. beruas-ruas, berbuku-buku, akar tidak pernah bersifat demikian.
b. Berdaun, tetapi daunnya telah menjelama menjadi sisik-sisik
c. Mempunyai kuncup-kuncup
d. Tumbuhnya tidak kepusat bumi atau airt, malahan terkadang ke atas, muncul di atas tanah.
Rimpang merupakan alat perkembangbiakan dan tempat penimbunan zat-zat makanan cadangan.
2. umbi (tuber), umbi merupakan suatu badan yang membengkak, bangun bulat, seperti kerucut atau tudak beraturan, merupakan tempat penimbunan makanan, umbi dibedakan menjadi : umbi batang (tuber caulogenum) dan umbi akar (tuber rhizogenum). Umbi batang umumnya tidak memiliki sisa-sisa daun atau penjelmaannya, sehingga permukaannya tampak licin, buku-buku batang dan ruas-ruasnya tidak jelas. Karena tidak adanya sisa daun seringkali dinamakan umbi telanjang (tuber nodus), seperti yang terdapat pada kentang (Solanum tuberosum L,) dan ketela rambat (Ipomoea batatas Poir).
3. umbi lapis (bulbus). Dinamakan umbi lapis karena memperlihatkan susunan yang berlapis-lapis, yaitu yang terdiri atas daun-daun yang telah menjadi tebal, lunak dan berdaging, merupakan bagian umbi yang menyimpan zat makanan cadangan, sedang batangnya sendiri hanya merupakan bagian yang kecil pada bagian bawah umbi lapis itu.
Bagian-bagian pada umbi lapis dapat dibedakan menjadi berikut:
subang atau cakram (discus). Bagian ini merupakan batang yang sesungguhnya, tetapi hanya kecil dengan ruas-ruas yang amat pendek, berbentuk seperti cakram yang terdapat pula kuncup-kuncup.
sisik-sisik (tunika atau squama), yaitu bagian yang merupakan penjelmaan daun-daunnya, yang menjadi tebal, lunak, dan berdaging, dan tempat untuk menyimpan zat makanan cadangan.
Kuncup-kuncupnya (gemmae), yang dapat dibedakan lagi dalam:
- kuncup pokok (gemma bulbi)
- kuncup samping
- akar-akar serabut terdapat pada bagian bawah cakram.
Umbi lapis menurut sifat sisik-sisiknya dapat dibedakan dalam dua macam, yaitu :
yang berlapis (bulbus squamosus), jika daunnya merupakan bagian yang lebar, dan yang lebih luar menyelubungui bagian yang lebih dalam,hingga jika umbi lapis di iris membujur akan tampak jelas susunannya yang berlapis-lapis,misalnya umbi lapis bawang merah ( Allium cepa L,)
yang bersisik (bulbus squamosus),jika metamorfosis daun-daunnya tidak merupakan bagian yang lebar yang dapat merupakan selubung seluruh umbi,melainkan tersusun seperti genting,misalnya umbi lapis pada lilia(lilium candidum L.)
c. Alat pembelit atau Sulur (cirrhus)
Alat-alat pembelit adalah bagian-bagian tumbuhan yang biasanya menyerupai spiral dan berguna untuk membelit benda-benda yang di sentuhnya.
Menurut asalnya alat-alat pembelit dapat dibedakan menjadi:
1. Cabang pembelit (sulur dahan atau sulur cabang), alat pembelit yang terjadi dari cabang atau tunas
2. Daun pembelit (sulur daun), yaitu alat pembelit yang merupakan metamorfosis suatu bagian daun (bukan berasal dari daun seluruhnya), adakalanya bagian yang membelit itu:
Tangkai daunnya,misalnya pada clematis
ujung daunnya,misalnya pada kembang sungsang (Gloriosa superba L.)
ujung ibu tangkai daun pada daun majemuk,misalnya pada kacang kapri (Pisum sativum L.)
3. Akar pembelit, yaitu akar yang berubah menjadi suatu alat pembelit,misalnya vanili (Vanilla planivolia Andr.)
d. Piala (ascidium) dan gelembung (utriculus)
Beberapa jenis tumbuhan memperlihatkan alat-alat yang bentuknya dapat menyerupai piala atau gelembung. Alat-alat tersebut merupakan metemorfosis daun atau sebagian daun, yang digunakan untuk menangkap serangga.
Piala (ascidium), biasanya merupakan ujung daun yang diubah menjadi badan menyerupai piala yang lengkap dengan tutupnya. Pada tepi piala terdapat kelenjar madu untuk menarik serangga, dimana jika serangga sampai tergelincir masuk ke dalam piala, oleh zat – zat (enzima) yang dikeluarkan oleh kelenjar yang terdapat pada dinding sebelah dalam piala, akan dicernakan dan dapat diserap untuk kepentingan kehidupan tumbuhan.Contohnya pada tumbuhan kantong semar (Nepenthes ampullaria Jack.)
Gelembung (utriculus), terdapat pada tumbuhan pemakan serangga yang hidup di air, misalnya rumput gelembung(Utrikularia flexuosaVahl.)
e. Duri (spina)
Menurut asalnya duri dibedakan dalam :
1. Duri yang merupakan metamorfosis salah satu bagian pokok tumbuhan. Duri ini biasa disebut duri sejati menurut asalnya dibedakan dalam :
Duri dahan (spina caulogenum), merupakan metamorfosis cabang atau dahan, misalnya bougenvil (Bougainvillea spectabilis Willd.)
Duri daun (spina phyllogenum), yaitu duri yang mrupakan metamorfosis daun, seperti pada kaktus (cactus Opuntia).
Duri akar (spina rhizogenum), yaitu akar-akar yang menjadi keras dan mempunyai ujung-ujung yang tajam, misalnya pada gembili (Dioscorea aculeate L.) dan gembolo (Dioscorea bulbifera L.)
Duri daun penumpu (spina stipulogenum), yaitu duri yang berasal dari daun penumpu dan sering terdapat dalam jumlah sepasang di kanan-kiri suatu daun, misalnya susuru (Euphorbia trigona Haw.)
2. Duri yang tidak merupakan metamorfosis suatu alat, melainkan hanya semacam alat tambahan yang menempel oada kulit, oleh karena itu sering juga disebut duri kulit atau duri tempel (aculeus).
f. Alat-alat tambahan (organa accessoria)
Alat-alat tambahan atau umbai-umbai bukan merupakan salah satu dari metamorfosis akar, batang, dan daun.
Bergantung pada susunan dalamnya, alat-alat ini dibedakan dalam tiga golongan:
1. Papila (papillae), yaitu penjolan-penjolan pada suatu alat yang hanya merupakan peninggian dinding sel yang sebelah luar. Papilla ini menyebabkan terasa halus seperti beludru ketika diraba. Contoh pada bunga telang (clitoria ternatea L.)
2. Rambut-rambut atau trikoma ( trichoma), yaitu alat-alat tambahan yang berupa rambut-rambut atau sisik-sisik yang pada pembentukannya hanya pada kulit luar tubuh tumbuhan saja yang ikit menagmbil bagian . Trikoma pada tumbuhan dapat berupa :
sisik bulu (ramentum), ialah bulu-bulu yang pipih yang menutupi batang tau bagian tumbuhan yang lain, missal pakis haji (Cycas rumphii Miq.)
sisik (lepis), bagian-bagian yang pipih yang menempel rapat pada alat-alat tumbuhan, misalnya pada sisi bawah daun durian ( Durio zibethinus Murr.)
bulu-bulu atau rambut halus (pilus). Bulu-bulu atau rambut ini sangat bermacam bentuk dan susunannya, ada yang bercabang dan ada pula yang berbentuk bintang, missal daun waru (Hibiscus tiliaceus L.)
rambut kelenjar ( pilus capitatus). Bentuknya seperti bulu-bulu umum, tetapi pada bagian ujungnya dapat dikeluarkan semacam zat, seperti semacam resin, contoh pada daun tembakau (nicotiana tabacum L.)
Berikut adalah istilah-istilah umtuk sifat dari rambut-rambut diatas:
berambut (pilosus), jika rambut halus dan agak jarang satu sama lain
berambut pendek (pilosellus)
berambut bintang (stellato-pilosus)
berambut halus(pubescens), jika sifatnya seperti bulu-bulu pada burung yang masih muda
berambut halus pendek (puberulus)
berambut halus panjang (villosus)
berambut kasar (hirsus atau hirsutus)
berambut panjang, keriting seperti bulu domba (lanatus atau lanuginosus)
seperti vilt (tumentosus), kalau pendek (tomentellus)
seperti sutra (sericeus)
seperti sikat (hispidus)
seperti beludru (velutinus), rambutnya amat rapat, pendek dan halus
berambut kaku, rapat ( strigosus)
berambut keras dan tajam seperti duri (setosus) jika pendek (setulosus)
3. emergensia (emergentia), yaitu alat-alat tambahan yang tidak hanya tersusun atas bagian-bagian kulit luar akan tetapi bagian yang lebih dalam daripada kulit luar ikut pula mengambil bagian dalam pembentukannya.
Yang digolongkan dalam emergensia adalah:
rambut-rambut gatal atau perangsang (stimulus), yaitu rambut-rambut yang ujungnya mudah patah dan jika patah akan menjadia alat semacam jarum penyuntik yang tajam, misalnya daun kemaduh (Laportea stimulans Miq.)
duri tempel (aculeus), duri yang mudah ditanggalkan dari alat yang mendukungnya, misalnya pada mawar (rosa sp.), pohon randu (Ceiba pentandra Gaertn.)
Alat-alat pada tumbuhan dapat memiliki fungsi yang berbeda-beda, antara lain :
sebagai pelindung terhadap gangguan pada binatang
sebagai pelindung terhadap kekeringan
sebagai alat untuk penyerapan air dan zat-zat makanan
sebagai alatuntuk pemencaran (dispersial) biji
sebagai alat untuk pernafasan, yaitu lentisel
Rangkuman Mortum
BATANG
berbentuk bulat panjang
masing – masing ruas di batasi oleh buku - buku
Sifat – sifat batang tidak berwarna hijau ( kecuali rumput )
bertambah panjang di ujung
bercabang
mendukung bagian tumbuhan yang ada di atas tanah
memperluas bidang asimilasi
Fungsi batang jalan pengangkutan air dan makanan
tempat penyimpanan cadangan air dan makanan
tidak berbatang ( planta acaulis ),karena batang amat pendek. Contoh: lobak, sawi
Jenis tumbuhan batang basah (herbaceus)
cont: bayam
Jelas berbatang Batang berkayu(lignosus)
cont: pohon mangga dan semak sidaguri
Batang rumput (calmus)
cont: padi dan rumput
batang mendong (calamus)
cont: mendong dan wlingi
Bulat (teres) cont: bamboo, kelapa
Bersegi (angularis) segi tiga (triangularis)
cont: batang teki
Bentuk batang segi empat (quadrangularis)
cont: batang markisah
Pipih filokladia (pipih dan pertumbuhannya terbatas) cont: jakang
Kladodia (tumbuh terus dan mengadakann percabangan) cont: kaktus
Licin (laevis) cont: jagung
Berusuk (costatus), rigi – rigi yang membujur. Cont: iler
Beralur (sulcatus) cont: Cereus peruvianus
Bersayap (alatus) cont: ubi, markisah.
Berambut (pilosus) cont: tembakau
Permukaan batang Berduri (spinosus) cont: mawar
Memperlihatkan berkas – berkas daun, cont: papaya, kelapa.
Memperlihatkan berkas – berkas daun penumpu, cont: nangka, keluwih.
Memperlihatkan banyak lentisel, cont: sengan
Dll
Tegak lurus (erectus) cont: pepaya
Menggantung (dependents, pendulus) cony: anggrek, tumbuhan tepi jurang
Berbaring (humifucus) cont: semangka
Menjalar / merayap (repens) cont: ubi jalar
Arah tumbuh batang Serong ke atas (ascendens) cont: kacang tanah
Mengangguk (nutans) cont: bunga matahari
Memanjat (scamdens) cont: sirih, panil,anggur
Membelit (volubilis) kekiri (sinistroisum volubilis) cont: kembang telang
Kekanan (dextrorsum)
Cont:gadung
Monopadial ,cont: cemara
Percabangan simpodial ,cont: sawo manilah
Menggarpu / dikotom ,cont: paku adam
Geragih (flagellum) kecil, panjang, tubuuh merayap
Cabang Wiwilan / tunas air (virga singilaris): cabang yang tumbuh cepat dengan ruas yang panjang cont: kopi, coklat
Sirung panjang (virga) / cabang mandul: cabang pendukung daun ,ruas cukup panjang
Sirung pendek (virgule / virgula sucrescens) / cabang fertile: cabang dengan ruas – ruas pendek
Tegak (fastigiatus) : sudut antara batang dan cabang amat kecil.cont: wiwilan pada kopi
Condong ke atas (patens) : sudut + 450 cont: pohon cemara.
Mendatar (horizontalis) : sudut + 900 . cont: pohon randu.
Arah tumbuh batang Terkulai (declinatus) : pangkalnya mendatar, ujungnya melengkung ke bawah. Cont: kopi robusta.
Bergantung (pendulus) : cabang yang tumbuhnya ke bawah. Cont: Salix
Jenis tumbuhan berdasarkan panjang atau pendek umurnya, yaitu:
Jenis Umur Lambang Contoh
Annual ( annuus ) + 1 tahun
Tanaman palawija (jagung, kedele, kacang tanah)
Bieneal ( biennis ) 2 tahun
Biet, digitalis
Menahun / keras s.d. ratusan tahun Empon – empon
AKAR (radix)
Memperkuat berdirinya tumbuhan
Tugas akar Menyerap dan mengangkut air serta zat – zat makanan yang terlarut di dalam air
Tempat untuk penimbunan makanan
Leher / pangkal akar (collum), bersambungan dengan batang.
Ujung akar (apex radicis), terdiri atas jaringan yang masih dapat mengadakan pertumbuhan.
Batang akar (corpus radicis), bagian antara leher akar dan ujungnya.
Bagian akar Cabang akar (radix lateralis), keluar dari akar pokok, masih dapat mengadakan percabangan lagi .
Serabut akar (fibrilla radicalis), cabang akar yang halus dan berbentuk serabut.
Rambut / bulu akar (pilus radicalis), penonjolan sel – sel kulit luar akar yang panjang. Umurnya pendek dan hanya terdapat pada bagian ujung akar saja.
Tudung akar (calyptra), melindungi ujung akar yang masih muda dan lemah. Merupakan bagian yang dipinggirya selalu aus.
Sistem akar tunggang, berasal dari akar lembaga yang tumbuh terus menerus menjadi akar pokok dan kemudian bercabang menjadi akar yang lebih kecil (akar tunggang / radix primaria).
Sistem perakaran Terdapat pada Dicotyledoneae dan Gymnospermae.
Sistem akar serabut, akar lembaga dalam perkembangan mati kemudian disusul oleh sejumlah akar yang kurang lebih sama besar (akar serabut / radix adventcia )
Akar tombak / akar pena (fusiformis). Contoh: akar lobak, wortel.
Tidak bercabang Akar gasing (napiformis).
Contoh: bangkuwang, biet.
Bentuk akar Berbentuk benang (filiformis).
tunggang Contoh: kratok.
Bercabang (ramosus), berbentuk kerucut panjang, tumbuh lurus ke bawah, bercabang banyak. Terdapat pada pohon yang di tanam dari biji.
Akar yang menyusun akar serabut kecil – kecil berbentuk benang, contoh: padi.
Bentuk akar Akar serabut kaku keras, cukup besar seperti tambang, contoh: serabut pohon kelapa.
Akar serabut besar, hampir sebesar lengan, tidak banyak cabang, contoh: pandan.
Berdasarkan cara hidupnya, akar mempunyai sifat dan tugas khusus, misalnya:
o Akar udara atau akar gantung (radix aereus),pajangnya mencapai 30m, menyerap air dan zat gas dari udara. Setelah mencapai tanah, seringkali mempunyai velamen untuk menimbun air atau udara (misalnya pada akar anggrek kala jengking) kemudian berfungsi sebagai akar biasa.
o Akar penggerek / akar penghisap (haustorium), terdapat pada tumbuhan parasit, berfungsi untuk menyerap air dan zat makanan dari inang, contoh: benalu. Dapat pula berupa akar pendek yang melekat pada tuan rumah tetapi juga menghisap air dan zat makanan, contoh: endak-endak cacing.
o Akar pelekat (radix adligans), keluar dari buku-buku batang, berfungsi untuk menempel pada penunjang, contoh: lada, sirih.
o Akar pembelit (cirrhus radicalus), untuk memanjat dengan memeluk penunjangnya, contoh: panili.
o Akar napas (pneumatophora), cabang akar yang tumbuh tegak lurus keatas hingga muncul kepermukaan tanah, mempunyai banyak celah untuk jalan masuknya udara. Contoh: bogem, dan kayu api
o Akar tunjang / akar egrang, terdapat pada tumbuhan yang hidup di dalam tanah / air yang kekuranggan oksigen, contoh: pohon bakau, pandan.
o Akar lutut, akar yang tumbuh keatas kemudian membengkok lagi dalam tanah, berfungsi untuk pernafasan, contoh: pohon tanjang.
o Akar banir, berbentuk seperti papan yang diletakkan miring untuk memperkokoh berdirinya batang pohon yang tinggi besar. Contoh: sukun, kenari
MERAMORFOSIS AKAR, BATANG, DAN DAUN
Bagian tumbuhan yang pokok hanyalah tiga, yaitu: akar, batang, dan daun, sedangkan bagian-bagian yang lain pada tumbuhan merupakan metamorfosis salah satu diantara ketiga bagian pokok tadi atau mungkin suatu kombinasi bagian-bagian pokok tersebut.
Berikut adalah merupakan bagian tumbuhan yang sering dijumpai namun tidak lagi jelas berupa akar, batang, dan daun, ialah:
a. Kuncup (gemma)
Kuncup merupakan bagian tumbuhan yang sesungguhnya adalah calon tunas, terdiri atas calon batang beserta calon daun-daunnya. Kuncup dilindungi oleh alat-alat seperti rambut-rambut, sisik-sisik, daun penumpu dan lain-lain. Kuncup tidak boleh mengalami kerusakan akibat pengaruh factor-faktor luar, karena kuncup adalah bagian yang sangat lemah. Jika kuncup mulai berkembang, biasanya pelindung kuncup runtuh. Namun, bagi tumbuhan yang berbeda runtuhnya pelindung kuncup dapat beragam pula.
Tidak semua kuncup dapat berkembang menjadi bagian tumbuhan yang baru. Diantaranya ada yang bertahun-tahun tetap berupa kuncup saja . Dinamakan kuncup tidur atau kuncup laten (tidak mati, tetapi juga tidak memperliahatkan kegiatan hidup).
Menurut tempatnya kuncup dibedakan menjadi tiga macam:
1. Kuncup ujung (gemma terminalis), yaitu kuncup yang terdapat pada ujung-ujung batang, cabang-cabang dan ranting-ranting.
2. Kuncup ketiak (gemma axillaries atau gemma lateralis), yaitu kuncup yang terdapat di dalam ketiak daun di bagian samping batang. Yang lazimnya jika berkembang akan menghasilkan cabang baru. Perkembangan ini terjadi setelah daun yang di bawahnya gugur.
3. Kuncup liar (gemma adventicius), yaitu kuncup-kuncup yang tidak terdapat pada ujung atau ketiak daun. Menurut tempatnya, dibedakan menjadi tiga:
Di sembarang tempat pada batang, dan jika tumbuh biasanya akan menghasilkan wiwilan atau tunas air. Contoh: pohon coklat (theobroma cacao L.).
Pada tepi daun, yang dapat menghasilkan tumbuhan baru. Contoh: cocor bebek (Kalanchoe Pinnata Pers.)
Pada akar, dan biasanya juga dapat menjadi tumbuhan baru seperti sukun (Artocarpus Communis Forst.), Talok (Muntingia Calabura L.).
Kuncup adalah calon tunas dan karena metamorfosis selanjutnya akan menjadi alat lain misalnya bunga, maka kuncup dapat pula dibedakan seperti berikut:
1. Kuncup daun (gemma foliifera), nama kuncup daun sebetulnya kurang tepat karena kuncup tidak berkembang menjadi daun melainkan menjadi tunas yang mendukung daun-daun.
2. Kuncup bunga (gemma florifera atau Alabastrum), yaitu kuncup yang tidak berkembang menjadi tunas melainkan menjadi bunga dan dapat ditemukan pada ujung batang maupun dalam ketiak daun.
3. Kuncup campuran (gemma mixta), yaitu kuncup yang jika berkembang akan menghasilkan tunas dengan daun-daun biasa dan bunga.
Melihat ada atau tidaknya pelindung kuncup dapat pula dibedakan:
1. Kuncup telanjang (gemma nudus), yaitu kuncup yang sama sekali tidak mempunyai alat-alat pelindung.
2. Kuncup tertutup (gemma cllausus), yaitu kuncup yang mempunyai pelindung yang menyelubungi kuncup tadi.
b. Rimpang (rhizome), umbi (tuber), dan umbi lapis (bulbus)
1. Rimpang (rhizoma). Rimpang merupakan penjelamaan batang dilihat dari tanda-tanda berikut:
a. beruas-ruas, berbuku-buku, akar tidak pernah bersifat demikian.
b. Berdaun, tetapi daunnya telah menjelama menjadi sisik-sisik
c. Mempunyai kuncup-kuncup
d. Tumbuhnya tidak kepusat bumi atau airt, malahan terkadang ke atas, muncul di atas tanah.
Rimpang merupakan alat perkembangbiakan dan tempat penimbunan zat-zat makanan cadangan.
2. umbi (tuber), umbi merupakan suatu badan yang membengkak, bangun bulat, seperti kerucut atau tudak beraturan, merupakan tempat penimbunan makanan, umbi dibedakan menjadi : umbi batang (tuber caulogenum) dan umbi akar (tuber rhizogenum). Umbi batang umumnya tidak memiliki sisa-sisa daun atau penjelmaannya, sehingga permukaannya tampak licin, buku-buku batang dan ruas-ruasnya tidak jelas. Karena tidak adanya sisa daun seringkali dinamakan umbi telanjang (tuber nodus), seperti yang terdapat pada kentang (Solanum tuberosum L,) dan ketela rambat (Ipomoea batatas Poir).
3. umbi lapis (bulbus). Dinamakan umbi lapis karena memperlihatkan susunan yang berlapis-lapis, yaitu yang terdiri atas daun-daun yang telah menjadi tebal, lunak dan berdaging, merupakan bagian umbi yang menyimpan zat makanan cadangan, sedang batangnya sendiri hanya merupakan bagian yang kecil pada bagian bawah umbi lapis itu.
Bagian-bagian pada umbi lapis dapat dibedakan menjadi berikut:
subang atau cakram (discus). Bagian ini merupakan batang yang sesungguhnya, tetapi hanya kecil dengan ruas-ruas yang amat pendek, berbentuk seperti cakram yang terdapat pula kuncup-kuncup.
sisik-sisik (tunika atau squama), yaitu bagian yang merupakan penjelmaan daun-daunnya, yang menjadi tebal, lunak, dan berdaging, dan tempat untuk menyimpan zat makanan cadangan.
Kuncup-kuncupnya (gemmae), yang dapat dibedakan lagi dalam:
- kuncup pokok (gemma bulbi)
- kuncup samping
- akar-akar serabut terdapat pada bagian bawah cakram.
Umbi lapis menurut sifat sisik-sisiknya dapat dibedakan dalam dua macam, yaitu :
yang berlapis (bulbus squamosus), jika daunnya merupakan bagian yang lebar, dan yang lebih luar menyelubungui bagian yang lebih dalam,hingga jika umbi lapis di iris membujur akan tampak jelas susunannya yang berlapis-lapis,misalnya umbi lapis bawang merah ( Allium cepa L,)
yang bersisik (bulbus squamosus),jika metamorfosis daun-daunnya tidak merupakan bagian yang lebar yang dapat merupakan selubung seluruh umbi,melainkan tersusun seperti genting,misalnya umbi lapis pada lilia(lilium candidum L.)
c. Alat pembelit atau Sulur (cirrhus)
Alat-alat pembelit adalah bagian-bagian tumbuhan yang biasanya menyerupai spiral dan berguna untuk membelit benda-benda yang di sentuhnya.
Menurut asalnya alat-alat pembelit dapat dibedakan menjadi:
1. Cabang pembelit (sulur dahan atau sulur cabang), alat pembelit yang terjadi dari cabang atau tunas
2. Daun pembelit (sulur daun), yaitu alat pembelit yang merupakan metamorfosis suatu bagian daun (bukan berasal dari daun seluruhnya), adakalanya bagian yang membelit itu:
Tangkai daunnya,misalnya pada clematis
ujung daunnya,misalnya pada kembang sungsang (Gloriosa superba L.)
ujung ibu tangkai daun pada daun majemuk,misalnya pada kacang kapri (Pisum sativum L.)
3. Akar pembelit, yaitu akar yang berubah menjadi suatu alat pembelit,misalnya vanili (Vanilla planivolia Andr.)
d. Piala (ascidium) dan gelembung (utriculus)
Beberapa jenis tumbuhan memperlihatkan alat-alat yang bentuknya dapat menyerupai piala atau gelembung. Alat-alat tersebut merupakan metemorfosis daun atau sebagian daun, yang digunakan untuk menangkap serangga.
Piala (ascidium), biasanya merupakan ujung daun yang diubah menjadi badan menyerupai piala yang lengkap dengan tutupnya. Pada tepi piala terdapat kelenjar madu untuk menarik serangga, dimana jika serangga sampai tergelincir masuk ke dalam piala, oleh zat – zat (enzima) yang dikeluarkan oleh kelenjar yang terdapat pada dinding sebelah dalam piala, akan dicernakan dan dapat diserap untuk kepentingan kehidupan tumbuhan.Contohnya pada tumbuhan kantong semar (Nepenthes ampullaria Jack.)
Gelembung (utriculus), terdapat pada tumbuhan pemakan serangga yang hidup di air, misalnya rumput gelembung(Utrikularia flexuosaVahl.)
e. Duri (spina)
Menurut asalnya duri dibedakan dalam :
1. Duri yang merupakan metamorfosis salah satu bagian pokok tumbuhan. Duri ini biasa disebut duri sejati menurut asalnya dibedakan dalam :
Duri dahan (spina caulogenum), merupakan metamorfosis cabang atau dahan, misalnya bougenvil (Bougainvillea spectabilis Willd.)
Duri daun (spina phyllogenum), yaitu duri yang mrupakan metamorfosis daun, seperti pada kaktus (cactus Opuntia).
Duri akar (spina rhizogenum), yaitu akar-akar yang menjadi keras dan mempunyai ujung-ujung yang tajam, misalnya pada gembili (Dioscorea aculeate L.) dan gembolo (Dioscorea bulbifera L.)
Duri daun penumpu (spina stipulogenum), yaitu duri yang berasal dari daun penumpu dan sering terdapat dalam jumlah sepasang di kanan-kiri suatu daun, misalnya susuru (Euphorbia trigona Haw.)
2. Duri yang tidak merupakan metamorfosis suatu alat, melainkan hanya semacam alat tambahan yang menempel oada kulit, oleh karena itu sering juga disebut duri kulit atau duri tempel (aculeus).
f. Alat-alat tambahan (organa accessoria)
Alat-alat tambahan atau umbai-umbai bukan merupakan salah satu dari metamorfosis akar, batang, dan daun.
Bergantung pada susunan dalamnya, alat-alat ini dibedakan dalam tiga golongan:
1. Papila (papillae), yaitu penjolan-penjolan pada suatu alat yang hanya merupakan peninggian dinding sel yang sebelah luar. Papilla ini menyebabkan terasa halus seperti beludru ketika diraba. Contoh pada bunga telang (clitoria ternatea L.)
2. Rambut-rambut atau trikoma ( trichoma), yaitu alat-alat tambahan yang berupa rambut-rambut atau sisik-sisik yang pada pembentukannya hanya pada kulit luar tubuh tumbuhan saja yang ikit menagmbil bagian . Trikoma pada tumbuhan dapat berupa :
sisik bulu (ramentum), ialah bulu-bulu yang pipih yang menutupi batang tau bagian tumbuhan yang lain, missal pakis haji (Cycas rumphii Miq.)
sisik (lepis), bagian-bagian yang pipih yang menempel rapat pada alat-alat tumbuhan, misalnya pada sisi bawah daun durian ( Durio zibethinus Murr.)
bulu-bulu atau rambut halus (pilus). Bulu-bulu atau rambut ini sangat bermacam bentuk dan susunannya, ada yang bercabang dan ada pula yang berbentuk bintang, missal daun waru (Hibiscus tiliaceus L.)
rambut kelenjar ( pilus capitatus). Bentuknya seperti bulu-bulu umum, tetapi pada bagian ujungnya dapat dikeluarkan semacam zat, seperti semacam resin, contoh pada daun tembakau (nicotiana tabacum L.)
Berikut adalah istilah-istilah umtuk sifat dari rambut-rambut diatas:
berambut (pilosus), jika rambut halus dan agak jarang satu sama lain
berambut pendek (pilosellus)
berambut bintang (stellato-pilosus)
berambut halus(pubescens), jika sifatnya seperti bulu-bulu pada burung yang masih muda
berambut halus pendek (puberulus)
berambut halus panjang (villosus)
berambut kasar (hirsus atau hirsutus)
berambut panjang, keriting seperti bulu domba (lanatus atau lanuginosus)
seperti vilt (tumentosus), kalau pendek (tomentellus)
seperti sutra (sericeus)
seperti sikat (hispidus)
seperti beludru (velutinus), rambutnya amat rapat, pendek dan halus
berambut kaku, rapat ( strigosus)
berambut keras dan tajam seperti duri (setosus) jika pendek (setulosus)
3. emergensia (emergentia), yaitu alat-alat tambahan yang tidak hanya tersusun atas bagian-bagian kulit luar akan tetapi bagian yang lebih dalam daripada kulit luar ikut pula mengambil bagian dalam pembentukannya.
Yang digolongkan dalam emergensia adalah:
rambut-rambut gatal atau perangsang (stimulus), yaitu rambut-rambut yang ujungnya mudah patah dan jika patah akan menjadia alat semacam jarum penyuntik yang tajam, misalnya daun kemaduh (Laportea stimulans Miq.)
duri tempel (aculeus), duri yang mudah ditanggalkan dari alat yang mendukungnya, misalnya pada mawar (rosa sp.), pohon randu (Ceiba pentandra Gaertn.)
Alat-alat pada tumbuhan dapat memiliki fungsi yang berbeda-beda, antara lain :
sebagai pelindung terhadap gangguan pada binatang
sebagai pelindung terhadap kekeringan
sebagai alat untuk penyerapan air dan zat-zat makanan
sebagai alatuntuk pemencaran (dispersial) biji
sebagai alat untuk pernafasan, yaitu lentisel
Rangkuman Mortum
Selasa, 09 Februari 2010
Asam trikloroasetat
Asam trikloroasetat(nama sistematis: asam trikloroetanoat) adalah analog dari asam asetat, dengan ketiga atom hidrogen dari gugus metil digantikan oleh atom-atom klorin. Senyawa ini merupakan asam yang cukup kuat (pKa = 0.77, lebih kuat dari disosiasi kedua asam sulfat). Senyawa ini dibuat melalui reaksi klorin dengan asam asetat bersama katalis yang cocok.
CH3COOH + 3Cl2 → CCl3COOH + 3HCl
Senyawa ini banyak digunakan dalam bidang biokimia, untuk pengendapan makromolekul seperti protein, DNA dan RNA. Garam natriumnya digunakan sebagai pembasmi rumput liar. Larutan yang mengandung asam trikloroasetat digunakan untuk penghapus tato dan pengobatan kutil, termasuk kutil kelamin (aman digunakan selama kehamilan). Garam-garam dari asam trikloroasetat disebut trikloroasetat. Reduksi sebagian dari asam trikloroasetat menghasilkan asam dikloroasetat, merupakan suatu obat aktif yang berpotensi dapat menyembuhkan penyakit kanker.
CH3COOH + 3Cl2 → CCl3COOH + 3HCl
Senyawa ini banyak digunakan dalam bidang biokimia, untuk pengendapan makromolekul seperti protein, DNA dan RNA. Garam natriumnya digunakan sebagai pembasmi rumput liar. Larutan yang mengandung asam trikloroasetat digunakan untuk penghapus tato dan pengobatan kutil, termasuk kutil kelamin (aman digunakan selama kehamilan). Garam-garam dari asam trikloroasetat disebut trikloroasetat. Reduksi sebagian dari asam trikloroasetat menghasilkan asam dikloroasetat, merupakan suatu obat aktif yang berpotensi dapat menyembuhkan penyakit kanker.
MDA (malonaldehid)
MDA (malonaldehid)merupakan produk hasil lipid di dalam tubuh dan sebagai indeks ketengikan oksidatif dalam makanan. MDA terutama dihasilkan pada reaksi penguraian sel. Secara biologi MDA dihasilkan dari berbagai macam reaksi. MDA di dalam material biologi terdapat dalam bentuk bebas dan sebagai kompleks dengan unsur pokok berbagai jaringan. MDA dapat diidentifikasi sebagai produk hasil dekomposisi asam amino kompleks, karbohidrat, pentosa, dan heksosa. MDA juga merupakan produk yang dihasilkan oleh radikal bebas
Metabolisme Pufa
LA dan ALNA melalui proses desaturasi dan elonggasi di dalam sel tubuh manusia diubah berturut-turut menjadi long chain n-6 PUFA (Omega-6) dan long chain n-3 PUFA (Omega-3).
Dalam proses konversi LA dan ALNA, terjadi suatu kompetisi yang ketat untuk memperebutkan enzim yang sama. Secara alami ALNA (Omega-3) memiliki daya afinitas yang lebih tinggi untuk mendapatkannya.
Long chain n-6 PUFA yang paling penting adalah di homo gamma linoleat (DHGLA) dan arachidonic acid (AA). Senyawa-senyawa tersebut merupakan senyawa cikal bakal eicosanoids seri 4 seri 2.
Long chain n-3 PUFA yang paling penting adalah eicosapentaenoic acid (EFA) dan decohexaenoic acid (DHA). DHA dapat dikonversi kembali menjadi EPA, cikal bakal tiga seri eicosanoids.
Fungsi utama EFA, LC n-6 PUFA dan LC n-3 PUFA adalah sebagai komponen struktural dan fungsional dari membran sel. Karena itu, mereka sangat esensial bagi pembentukan tenunan atau jaringan tubuh.
Tingkat atau kadar LC n-6 PUFA dan LC n-3 PUFA dalam membran dan rasionya sangat mempengaruhi proses biologis.
Dalam proses konversi LA dan ALNA, terjadi suatu kompetisi yang ketat untuk memperebutkan enzim yang sama. Secara alami ALNA (Omega-3) memiliki daya afinitas yang lebih tinggi untuk mendapatkannya.
Long chain n-6 PUFA yang paling penting adalah di homo gamma linoleat (DHGLA) dan arachidonic acid (AA). Senyawa-senyawa tersebut merupakan senyawa cikal bakal eicosanoids seri 4 seri 2.
Long chain n-3 PUFA yang paling penting adalah eicosapentaenoic acid (EFA) dan decohexaenoic acid (DHA). DHA dapat dikonversi kembali menjadi EPA, cikal bakal tiga seri eicosanoids.
Fungsi utama EFA, LC n-6 PUFA dan LC n-3 PUFA adalah sebagai komponen struktural dan fungsional dari membran sel. Karena itu, mereka sangat esensial bagi pembentukan tenunan atau jaringan tubuh.
Tingkat atau kadar LC n-6 PUFA dan LC n-3 PUFA dalam membran dan rasionya sangat mempengaruhi proses biologis.
Reactive oxygen species (ROS)
Stres oksidatif dapat dipandang sebagai gangguan keseimbangan antara produksi oksidan dan antioksidan defense atau destruksi reactive oxygen species (ROS); seperti anion superoksida (.O2-), radikal hidroksil (.OH), hidrogen peroksida (H2O2), radikal nitrit oksida (.NO) dan periksonitrit (ONOO-). Ketidakseimbangan preoksidan ini dapat menyebabkan oksidasi makromolekul; meliputi lipid, karbohidrat, asam amino, protein dan DNA, diikuti dengan kerusakan selular dan jaringan. Reaktivitas oksigen mempunyai peranan penting karena yang melandasi kekuatan destraksi adalah radikal bebas tersebut. Seperti diketahui, oksigen terpapar luas di lingkungan sehingga tubuh manusia akan mengonsumsi sekitar 250 gram oksigen setiap hari. Dari jumlah tersebut hanya sekitar 3 - 5% dikonversi menjadi anion perioksida (.O2-) dan spesies reaktif lainnya.
Beberapa ROS yang mempunyai peranan penting untuk disfungsi endotel; antara lain anion superoksida (.O2-), hidrogen peroksida (H2O2) dan peroksinitrit (ONOO-). Berbagai enzim juga terlibat untuk pembentukan anion superoksida (.O2-) di sitosol endotel terutama NADPH oksidase yang merupakan protein transmembran, dan berbagai enzim sitosolik lainnya seperti siklooksigenase (COX), nitrit oksida sintase (NOS), lipoksigenase (LO), dan sitokrom P-450. Reaksi transpor elektron di mitokondria dapat menjadi sumber pembentukan .O2-. Melalui aktivitas Mangan-superoksida-dismustase (MmSOD) pada mitokondria dan atau Cu / ZnSOD pada sitosol), superoksida (.O2-) mengalami konversi menjadi H2O2. Hidrogen peroksida (H2O2) oleh glutation peroksidase dan thioredoksin peroksidase pada sitosol dan oleh katalase diperoksisom direduksi menjadi air. Makrofag dapat memproduksi juga anion superoksida .O2- melalui aktivitas NADPH oksidase, kemudian mengalarni dismutasi oleh SOD ekstraselular (Ec SOD) menjadi H2O2. Enzim myeloperoksidase yang terdapat pada makrofag terlibat juga pembentukan radikal hipoklorida (HOCL) yang lebih reaktif dari H2O2.
Pembentakan ROS dalam pembuluh darah sebagian besar dimulai dengan reduksi satu elektron pada molekul oksigen untuk membentuk anion superoksida .O2- yang pembentukannya semakin meningkat pada proses aterosklerosis. Beberapa sumber penghasil anion superoksida .O2- dalam pembulah vaskular antara lain sel-sel fagosit (monosit dan makrofag) berinfiltrasi ke dalam subendotel, sel endotel vaskular, sel-sel otot polos vaskular (vascular smooth muscle cells, VSMC) dan fibrobias.
Anion superoksida .O2- yang keluar dari atau diproduksi di luar sel-sel endotel vaskular mengalami konversi dengan bantuan SOD ekstraselular (Ec SOD) menjadi hidrogen peroksida SE (H2O2). Sedangkan anion superoksida .O2- yang diproduksi di dalam sel endotel akan konversi dengan bantuan Cu/Zn SOD dan Mn SOD menjadi hidrogen peroksida H2O2 yang dapat langsung bergerak menembus membran sel. Hidrogen peroksida H2O2 yang berada di ruang ekstraselular kemudian akan dikonversi menjadi spesies oksigen yang sangat reaktif yaitu asam hipoklorida (HOCL), oleh enzim aktivitas myeloperoksidase dalam sel-sel fagosit pada lesi aterosklerosis pada manusia.
Beberapa jenis asam lemak dalam tubuh dapat dikelompokkan menjadi asam lemak tak jenuh jamak yang dikenal sebagai PUFA (Poly Unsaturated Fatty Acid). Itu kelompok asam lemak yang sangat penting bagi kesehatan manusia dan tidak dapat diganti senyawa lain.
PUFA terdiri dari induk asam lemak esensial atau esential fatty acid (EFA) dan asam lemak tidak jenuh turunannya yang berantai panjang atau long chain more unsaturated derivatives (LCPUFA). EFA tidak dapat disentesa denovo (dalam tubuh) manusia. Karena itu, EFA harus menjadi bagian dari menu yang dikonsumsi.
Ada dua kelompok PUFA yaitu n-6 atau Omega-6 dan n-3 atau Omega-3, yang berturut-turut disintesa dari asam linoleat (LA) serta asam alpha linolenat (ALNA). Peran EFA sudah diungkapkan sejak tahun 1929, tetapi banyak terfokus pada Omega-6. Baru tahun 1970-an peran Omega-3 mulai dianggap penting berdasarkan penelitian terhadap orang-orang Eskimo yang banyak makan ikan. Kini baik Omega-6, Omega-3, dan Omega-9, terbukti berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan, serta mencegah beberapa penyakit kronis.
Beberapa ROS yang mempunyai peranan penting untuk disfungsi endotel; antara lain anion superoksida (.O2-), hidrogen peroksida (H2O2) dan peroksinitrit (ONOO-). Berbagai enzim juga terlibat untuk pembentukan anion superoksida (.O2-) di sitosol endotel terutama NADPH oksidase yang merupakan protein transmembran, dan berbagai enzim sitosolik lainnya seperti siklooksigenase (COX), nitrit oksida sintase (NOS), lipoksigenase (LO), dan sitokrom P-450. Reaksi transpor elektron di mitokondria dapat menjadi sumber pembentukan .O2-. Melalui aktivitas Mangan-superoksida-dismustase (MmSOD) pada mitokondria dan atau Cu / ZnSOD pada sitosol), superoksida (.O2-) mengalami konversi menjadi H2O2. Hidrogen peroksida (H2O2) oleh glutation peroksidase dan thioredoksin peroksidase pada sitosol dan oleh katalase diperoksisom direduksi menjadi air. Makrofag dapat memproduksi juga anion superoksida .O2- melalui aktivitas NADPH oksidase, kemudian mengalarni dismutasi oleh SOD ekstraselular (Ec SOD) menjadi H2O2. Enzim myeloperoksidase yang terdapat pada makrofag terlibat juga pembentukan radikal hipoklorida (HOCL) yang lebih reaktif dari H2O2.
Pembentakan ROS dalam pembuluh darah sebagian besar dimulai dengan reduksi satu elektron pada molekul oksigen untuk membentuk anion superoksida .O2- yang pembentukannya semakin meningkat pada proses aterosklerosis. Beberapa sumber penghasil anion superoksida .O2- dalam pembulah vaskular antara lain sel-sel fagosit (monosit dan makrofag) berinfiltrasi ke dalam subendotel, sel endotel vaskular, sel-sel otot polos vaskular (vascular smooth muscle cells, VSMC) dan fibrobias.
Anion superoksida .O2- yang keluar dari atau diproduksi di luar sel-sel endotel vaskular mengalami konversi dengan bantuan SOD ekstraselular (Ec SOD) menjadi hidrogen peroksida SE (H2O2). Sedangkan anion superoksida .O2- yang diproduksi di dalam sel endotel akan konversi dengan bantuan Cu/Zn SOD dan Mn SOD menjadi hidrogen peroksida H2O2 yang dapat langsung bergerak menembus membran sel. Hidrogen peroksida H2O2 yang berada di ruang ekstraselular kemudian akan dikonversi menjadi spesies oksigen yang sangat reaktif yaitu asam hipoklorida (HOCL), oleh enzim aktivitas myeloperoksidase dalam sel-sel fagosit pada lesi aterosklerosis pada manusia.
Beberapa jenis asam lemak dalam tubuh dapat dikelompokkan menjadi asam lemak tak jenuh jamak yang dikenal sebagai PUFA (Poly Unsaturated Fatty Acid). Itu kelompok asam lemak yang sangat penting bagi kesehatan manusia dan tidak dapat diganti senyawa lain.
PUFA terdiri dari induk asam lemak esensial atau esential fatty acid (EFA) dan asam lemak tidak jenuh turunannya yang berantai panjang atau long chain more unsaturated derivatives (LCPUFA). EFA tidak dapat disentesa denovo (dalam tubuh) manusia. Karena itu, EFA harus menjadi bagian dari menu yang dikonsumsi.
Ada dua kelompok PUFA yaitu n-6 atau Omega-6 dan n-3 atau Omega-3, yang berturut-turut disintesa dari asam linoleat (LA) serta asam alpha linolenat (ALNA). Peran EFA sudah diungkapkan sejak tahun 1929, tetapi banyak terfokus pada Omega-6. Baru tahun 1970-an peran Omega-3 mulai dianggap penting berdasarkan penelitian terhadap orang-orang Eskimo yang banyak makan ikan. Kini baik Omega-6, Omega-3, dan Omega-9, terbukti berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan, serta mencegah beberapa penyakit kronis.
pembentukan radikal bebas
Pembentukan radikal bebas
Radikal bebas adalah molekul yang mempunyai electron tidak berpasangan dan diberi symbol titik : R·. Berdasarkan definisi tersebut maka atom hidrogen, sebagian mineral transisi dan molekul oksigen adalah termasuk radikal bebas. Pada makhluk hidup radikal bebas terbentuk pada mitokondria, mikrosom, peroksisom melalui rangkaian reaksi enzimatik yang normal berlangsung dalam metabolisme (enzim-enzim oksidase, hidroperoksidase, dan oksigenase) atau pengaruh eksternal seperti asap rokok, radiasi ionisasi dan obat-obatan. Pada manusia radikal bebas paling banyak adalah radikal bebas oksigen sebagai hasil sampingan dari rantai pernafasan di mitokondira. Radikal bebas yang terbentuk yaitu O2– (radikal peroksida) dan –OH (radikal hidroksil). Radikal bebas yang terbentuk di dalam tubuh secara normal dapat dinetralisir oleh mekanisme pertahanan yang meliputi sistem enzimatik dan substansi tertentu. Apabila radikal bebas tidak diredam oleh pertahanan tubuh, maka radikal bebas yang bersifat sangat reaktif akan merusak beberapa komponen sel seperti protein, lipid, karbohidrat dan nukleotida serta makromolekul jaringan ikat. Asam lemak tidak jenuh merupakan komponen sel yang paling peka terhadap radikal bebas dan akan membentuk reaksi rantai peroksida lipid (Harman, 1998).
Pada tahap awal reaksi peroksidasi lipid, radikal bebas akan bereaksi dengan hidrogen dari asam lemak tak jenuh (RH) membentuk radikal bebas lipid (R·)(1). dalam suasana aerob maka radikal bebas lipid (R·) akan bereaksi dengan oksigen (O2) membentuk radikal peroksil lipid (ROO·) (2) dan selanjutnya bereaksi membentuk hidroperoksid lipid (ROOH) dan juga radikal bebas lipid (3) (Slater, 1994).
(RH) ––––––> (R) (1)
(R·) + (O2) ––––––> (ROO·) (2)
(ROO·) + RH ––––––> ROOH + (R·)
Reaksi ini dapat berlangsung terus-menerus membentuk reaksi rantai dan menyebabkan membran sel kehilangan asam lemak tak jenuh. Hilangnya asam lemak tak jenuh akan menyebabkan kerusakan struktur sel membran yang akan mempengaruhi permeabilitas dan fungsi membran sel. Reaksi rantai peroksidasi lipid yang berlangsung terus akan menyebabkan membran sel kehilangan integritas sehingga akhirnya pecah. Apabila kerusakan mengenai membran lisosom, maka enzim hidrolitik akan dilepas sehingga merusak organel lain dan memperberat kerusakan sel (Slater, 1994).
Hidroperoksida lipid yang terbentuk pada reaksi peroksidasi lipid akan bereaksi dengan trace mineral seperti zat besi, yang ada di kedua sisi membran sel dan membentuk radikal alkoksi (R–O·) dan radikal peroksi (R–OO·). Kedua radikal bebas tersebut selanjutnya menstimulasi terjadinya reaksi rantai peroksidasi lipid lebih banyak sehingga akan memperberat kerusakan membran sel. Di samping itu kedua radikal bebas juga akan mengalami degradasi sehingga menghasilkan pentana, etana, dan aldehid. Salah satu aldehid yang terbentuk yaitu malonaldehid selanjutnya akan bereaksi dengan protein yang ada dalam membran, fosfolipid dan asam nukleat membentuk cross-linking dan agregasi protein membran. Produk kondensasi malonaldehid dengan protein, fosfolipid dan asam nukleat mempunyai sifat berfluoresensi. Akumulasi produk ini disebut pigmen menua (aging pigment), lipofusin atau seroid. Peroksidasi dari organel sel (lisosom, makrosom atau mitokondria) juga menghasilkan produk yang mempunyai sifat berfluoresensi seperti lipofusin. Pada keadaan normal lisosom berfungsi untuk menghidrolisa bahan-bahan intraselular melalu proses endositosis. Apabila membran lisosom rusak oleh karena reaksi peroksidasi lipid maka lisosom akan terisi oleh bahan-bahan intrasel yang tidak dapat dimetabolisme sehingga membetuk pigmen menua atau lipofusin. Pigmen menua atau lipofusin yang terbentuk dapat menyebabkan sel kehilangan integritas dan fungsinya (Halliwell dan Gutteridge, 1994).
Banyaknya jumlah sel yang rusak atau mati serta tertimbunnya produk cross-linking dan pigmen menua (aging pigmen), merupakan perubahan yang akan mengakibatkan kegagalan fungsi organ yang mempunyai peranan dalam menginisiasi atau mempercepat proses menua. Bila terjadi pada banyak sel dan terdapat di dalam organ-organ vital seperti jantung atau otak maka keadaan ini akan menyebabkan individu tersebut mati (Halliwell dan Gutteridge, 1994).
Radikal bebas adalah molekul yang mempunyai electron tidak berpasangan dan diberi symbol titik : R·. Berdasarkan definisi tersebut maka atom hidrogen, sebagian mineral transisi dan molekul oksigen adalah termasuk radikal bebas. Pada makhluk hidup radikal bebas terbentuk pada mitokondria, mikrosom, peroksisom melalui rangkaian reaksi enzimatik yang normal berlangsung dalam metabolisme (enzim-enzim oksidase, hidroperoksidase, dan oksigenase) atau pengaruh eksternal seperti asap rokok, radiasi ionisasi dan obat-obatan. Pada manusia radikal bebas paling banyak adalah radikal bebas oksigen sebagai hasil sampingan dari rantai pernafasan di mitokondira. Radikal bebas yang terbentuk yaitu O2– (radikal peroksida) dan –OH (radikal hidroksil). Radikal bebas yang terbentuk di dalam tubuh secara normal dapat dinetralisir oleh mekanisme pertahanan yang meliputi sistem enzimatik dan substansi tertentu. Apabila radikal bebas tidak diredam oleh pertahanan tubuh, maka radikal bebas yang bersifat sangat reaktif akan merusak beberapa komponen sel seperti protein, lipid, karbohidrat dan nukleotida serta makromolekul jaringan ikat. Asam lemak tidak jenuh merupakan komponen sel yang paling peka terhadap radikal bebas dan akan membentuk reaksi rantai peroksida lipid (Harman, 1998).
Pada tahap awal reaksi peroksidasi lipid, radikal bebas akan bereaksi dengan hidrogen dari asam lemak tak jenuh (RH) membentuk radikal bebas lipid (R·)(1). dalam suasana aerob maka radikal bebas lipid (R·) akan bereaksi dengan oksigen (O2) membentuk radikal peroksil lipid (ROO·) (2) dan selanjutnya bereaksi membentuk hidroperoksid lipid (ROOH) dan juga radikal bebas lipid (3) (Slater, 1994).
(RH) ––––––> (R) (1)
(R·) + (O2) ––––––> (ROO·) (2)
(ROO·) + RH ––––––> ROOH + (R·)
Reaksi ini dapat berlangsung terus-menerus membentuk reaksi rantai dan menyebabkan membran sel kehilangan asam lemak tak jenuh. Hilangnya asam lemak tak jenuh akan menyebabkan kerusakan struktur sel membran yang akan mempengaruhi permeabilitas dan fungsi membran sel. Reaksi rantai peroksidasi lipid yang berlangsung terus akan menyebabkan membran sel kehilangan integritas sehingga akhirnya pecah. Apabila kerusakan mengenai membran lisosom, maka enzim hidrolitik akan dilepas sehingga merusak organel lain dan memperberat kerusakan sel (Slater, 1994).
Hidroperoksida lipid yang terbentuk pada reaksi peroksidasi lipid akan bereaksi dengan trace mineral seperti zat besi, yang ada di kedua sisi membran sel dan membentuk radikal alkoksi (R–O·) dan radikal peroksi (R–OO·). Kedua radikal bebas tersebut selanjutnya menstimulasi terjadinya reaksi rantai peroksidasi lipid lebih banyak sehingga akan memperberat kerusakan membran sel. Di samping itu kedua radikal bebas juga akan mengalami degradasi sehingga menghasilkan pentana, etana, dan aldehid. Salah satu aldehid yang terbentuk yaitu malonaldehid selanjutnya akan bereaksi dengan protein yang ada dalam membran, fosfolipid dan asam nukleat membentuk cross-linking dan agregasi protein membran. Produk kondensasi malonaldehid dengan protein, fosfolipid dan asam nukleat mempunyai sifat berfluoresensi. Akumulasi produk ini disebut pigmen menua (aging pigment), lipofusin atau seroid. Peroksidasi dari organel sel (lisosom, makrosom atau mitokondria) juga menghasilkan produk yang mempunyai sifat berfluoresensi seperti lipofusin. Pada keadaan normal lisosom berfungsi untuk menghidrolisa bahan-bahan intraselular melalu proses endositosis. Apabila membran lisosom rusak oleh karena reaksi peroksidasi lipid maka lisosom akan terisi oleh bahan-bahan intrasel yang tidak dapat dimetabolisme sehingga membetuk pigmen menua atau lipofusin. Pigmen menua atau lipofusin yang terbentuk dapat menyebabkan sel kehilangan integritas dan fungsinya (Halliwell dan Gutteridge, 1994).
Banyaknya jumlah sel yang rusak atau mati serta tertimbunnya produk cross-linking dan pigmen menua (aging pigmen), merupakan perubahan yang akan mengakibatkan kegagalan fungsi organ yang mempunyai peranan dalam menginisiasi atau mempercepat proses menua. Bila terjadi pada banyak sel dan terdapat di dalam organ-organ vital seperti jantung atau otak maka keadaan ini akan menyebabkan individu tersebut mati (Halliwell dan Gutteridge, 1994).
Langganan:
Postingan (Atom)