Kamis, 06 Mei 2010

Teori Suspensi kering akuh

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam pembuatan suatu suspensi, harus mengetahui dengan baik karakteristik fase terdispersi dan medium dispersinya. Dalam beberapa hal fase terdispersi mempunyai afinitas terhadap pembawa untuk digunakan dan dengan mudah ”dibasahi” oleh pembawa tersebut selama penambahannya. Obat yang tidak dipenetrasi dengan mudah oleh pembawa tersebut dan mempunyai kecenderungan untuk bergabung menjadi satu atau mengambang di atas pembawa tersebut. Dalam hal yang terakhir, serbuk mula-mula harus dibasahi dahulu dengan apa yang disebut ”zat pembasah” agar serbuk tersebut lebih bisa dipenetrasi oleh medium dispersi. Alkohol, gliserin, dan cairan higroskopis lainnya digunakan sebagai zat pembasah bila suatu pembawa air akan digunakan sebagai fase dispersi. Bahan-bahan tersebut berfungsi menggantikan udara dicelah-celah partikel, mendispersikan partikel tersebut dan kemudian menyebabkan terjadinya penetrasi medium dispersi ke dalam serbuk.
Dalam pembuatan suspensi skala besar, zat pembasah dicampur dengan partikel-partikel menggunakan suatu alat seperti penggiling koloid (coloid mill), pada skala kecil, bahan-bahan tersebut dicampur dengan mortar dan stamper. Begitu serbuk dibasahi, medium dispersi (yang telah ditambah semua komponen-komponen formulasi yang larut seperti pewarna, pemberi rasa, dan pengawet) ditambah sebagian-sebagian ke serbuk tersebut, dan campuran itu dipadu secara merata sebelum penambahan pembawa berikutnya. Sebagian dari pembawa tersebut digunakan untuk mencuci alat-alat pencampur agar bebas dari suspenoid, dan bagian ini digunakan untk mencukupi volume suspensi dan menjamin bahwa suspensi tersebut mengandung konsentrasi zat padat yang diinginkan.


B. Tujuan Praktikum
1. Tujuan umum pembuatan preformulasi dan formulasi suatui bahan aktif dalam bentuk semisolid yaitu suspensi adalah untuk menerapkan ilmu yang sudah terpelajari sehingga mahasiswa dapat paham dalam mengerjakan suatu bentuk sediaan berbentuk suspensi.
2. Tujuan khusus adalah membuat sediaan setengah cair (semisolid) yang berupa suspensi dengan eritromisin sebagai bahan aktif. Untuk suspensi ini harus dibuat sebagus mungkin sehingga harus ditambah pengaroma dan antioksidan untuk menarik minat konsumen yang merupakan anak-anak.


C. Tujuan Formulasi Sediaan
1. Agar sediaan mudah dikonsumsi.
2. Agar zat aktif dapat terdispersi dengan baik dalam larutan

D. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Metode pustaka dengan pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku resmi yang berhubungan dengan kefarmasian.
2. Metode internet.
3. Memperoleh informasi dengan bertukar pikiran dan pengalaman melalui diskusi kelompok.
4. Memperoleh informasi dari dosen pembimbing.













BAB II
LANDASAN TEORI

A. Definisi Suspensi
Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. Zat yang terdispersi harus halus, tidak boleh cepat mengendap, dan bila dikocok perlahan, endapan harus segera terdispersi kembali.
Istilah suspensi bagi masyarakat awam tampaknya masih sangat asing. Banyak sediaan suspensi dalam Farmasi dan industri disebut sebagai sirup. Padahal jelas sekali perbedaan yang mendasar antara sirup dan suspensi. Sirup mengandung zat yang larut dalam air sedangkan suspensi masih mempunyai fase terdispersi dalam cairan pembawa. Paradigma seperti ini perlahan-lahan harus diubah.

B. Komponen Suspensi
Komponen suspensi terdiri dari :
• Zat aktif → merupakan partikel padat yang terdispersi
• Pembawa → merupakan medium dimana obat terdispersi, air adalah pembawa yang biasa digunakan dalam suatu suspensi.
• Zat tambahan
a. Dapar (buffer) → merupakan bahan yang digunakan untuk mempertahankan suatu pH tertentu. Buffer harus kompatibel dengan eksipien yang laindan memepunyai toksisitas yang rendah.
b. Suspending agent → merupakan bahan yang digunakan untuk membantu zat aktif untuk dapat terdispersi dengan baik di dalam pembawa.
c. Pemanis dan Flavour → merupakan bahan yang dapat memeberikan rasa yang enak ketika diminum. Penggunaan flavour memepunyai keuntungan tambahan dengan kemudahan dalam identifikasi produk.
d. Pewarna → merupakan bahan yang digunakan untuk memberi kesan yang menarik.
e. Pengawet → merupakan bahan yang dapat menjaga sediaan agar terhindar dari bakteri, jamur, kapang dan mikroorganisme lain. Dalam sediaan ini boleh tidak digunakan pengawet karena zat aktif merupakan antibiotik (anti bakteri).
f. Pembasah dan flocculating agent → merupakan bahan yang dapat menurunkan tegangan antara zat aktif dengan pembawa (mengusir udara disekitar zat aktif agar zat aktif dapat terdispersi dengan baik di dalam pembawanya).



C. Bahan dan Alat
• Bahan aktif dan bahan tambahan
• Lumpang dan stamfer
• Alat – alat gelas
• Viskometer brookfield
• Timbangan gram dan miligram
• Alat pemeriksaan laju sedimentasi

D. Evaluasi Sediaan
1. Pemerian
- warna
- bau
- rasa
2. Pemeriksaan pH sediaan
4. Pemeriksaan BJ sediaan
cara : timbang piknometer kosong = x gram
timbang piknometer + air = y gram
volume piknometer = y – x = z gram
pikno + zat = p gram
berat zat = ( p – x ) gram
BJ zat = ( p – x ) / z

Tidak ada komentar:

Posting Komentar