Kamis, 06 Mei 2010

Krim dasar teori

TEORI DASAR

Krim adalah bentuk sediaan setengah padat, berupa emulsi mengandung komponen air dan komponen minyak dan dimaksudkan untuk pemakaian luar. Komponen dalam krim terdiri dari basis krim, bahan aktif, humektan, antioksidan, dan pengawet.
Ada dua tipe krim, krim tipe minyak dalam air (M/A) dan tipe air dalam minyak (A/M). Krim tipe M/A (vanishing cream) adalah suatu krim yang dibuat dengan mendispersikan komponen minyak ke dalam komponen air, sifatnya mudah dicuci dengan air, jika digunakan pada kulit, maka akan terjadi penguapan dan peningkatan konsentrasi dari suatu obat yang larut dalam air sehingga mendorong penyerapannya ke dalam jaringan kulit. Sedangkan tipe air dalam minyak (A/M) suatu krim yang dibuat dengan mendispersikan komponen air ke dalam komponen minyak, sifatnya sukar dicuci dengan air.
Sedangkan pengertian krim pelembab adalah suatu krim yang tujuan utamanya adalah melembabkan kulit pemakainya. Pada umumnya untuk krim pelembab orang lebih menyukai tipe A/M, karena penyebarannya lebih baik, walaupun sedikit berminyak tetapi penguapan airnya dapat mengurangi rasa panas di kulit.
Pada pembuatan krim digunakan zat pengemulsi, umumnya berupa surfaktan-surfaktan anionik, kationik, dan nonionik. Untuk krim tipe A/M digunakan sabun polivalen, span, adeps lanae, cholesterol, cera. Sedangkan untuk krim tipe M/A digunakan sabun monovalen (Triethanolaminum stearat, Natrium stearat, Kalium stearat, Ammonium stearat); tween; natrium lauril sulfat; kuning telur; gelatin; caseinum.

Uji pada krim
Pengujian yang dilakukan terhadap krim terdiri diri uji sifat fisik dan uji mikrobiologi.
a. Uji Sifat Fisik
1) Viskositas
Pengujian viskositas dilakukan untuk mengetahui besarnya tahanan suatu cairan untuk mengalir. Makin tinggi viskositas, makin besar tahanannya (Martin et.al, 1993).

2) Daya sebar
Dilakukan untuk mengetahui kecepatan penyebaran krim pada kulit yang sedang diobati dan untuk mengetahui kelunakan dari sediaan tersebut untuk dioleskan pada kulit.

3) Daya lekat
Pengujian tehadap daya lekat dilakukan untuk mengetahui kemampuan
krim melekat pada kulit.

4) Pengukuran pH sediaan.
Digunakan untuk mengetahui pH krim apakah sesuai dengan pH kulit.

5) Uji mikrobiologi.
Untuk mengetahui besarnya pelepasan zat aktif untuk menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara mengukur diameter hambatan pertumbuhan bakteri.

Pemerian Bahan

a. Cera alba
Cera alba adalah bentuk malam lebih alami yang telah dipucatkan secara kimia. Pemerian adalah tidak berasa, berupa padatan putih atau sedikit kekuningan atau granul halus yang sedikit tembus cahaya. Kelarutan bahannya larut dalam kloroform, eter minyak menguap, karbon disulfida hangat; agak sukar larut dalam etanol 95%; praktis tidak larut dalam air, inkompatibel dengan agen pengoksidasi. Cera alba digunakan untuk meningkatkan konsistensi krim atau salep dan untuk menstabilkan emulsi A/M (Anonim, 2001).

b. Spermaceti
Spermaceti adalah bahan seperti lilin yang diperoleh dari kepala ikan paus. Menurut USPNF 19, spermaceti adalah campuran yang utamanya terdiri atas ester dari alkohol jenuh (C14-C18) dan asam lemak jenuh (C14-C18). Pemerian bahannya adalah berupa padatan putih sampai bening, kepingan (5 µm – beberapa mm) tembus cahaya, terdapat patahan hablur dan kilauan mutiara, bau dan rasa khas lemah, tidak tengik. Kelarutan dari spermaceti adalah (kalau tidak disebutkan lain pada suhu 20ºC) larut dalam aseton (2-3 mg/ml), Kloroform (400-500 mg/ml), Diklormetana (300-400 mg/ml), Etanol 95% (< 0,1 mg/ml), Etanol 95% (> 400 mg/ml pada 78ºC) Etil asetat (12-15 mg/ml), air (<0,01 mg/ml), larut dalam eter dan minyak menguap. Spermaceti digunakan sebagai stiffening agent dan emolien pada salep dan krim (Anonim, 2001).

c. Metil paraben (Nipagin M)
Metil paraben adalah bahan yang mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 101,0% C8H8O3. Pemerian serbuk hablur halus, putih, hampir tidak berbau, tidak mempunyai rasa, agak membakar diikuti rasa tebal. Kelarutan larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3,5 bagian etanol (95%) P dan dalam 3 bagian aseton, jika didinginkan larutan tetap jernih. Metil paraben ini mempunyai fungsi sebagai zat tambahan dan zat pengawet (Anonim, 1979).

d. Natrium tetraborat
Natrium tetraborat adalah bahan yang mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 105,0% Na2B4.10H2O. Pemerian hablur transparan tidak berwarna atau serbuk hablur putih; tidak berbau; rasa asin dan basa. Dalam udara kering merapuh. Kelarutan larut dalam 20 bagian air, dalam 0,6 bagian air mendidih dan dalam lebih kurang 1 bagian gliserol P; praktis tidak larut dalam etanol (95%) P (Anonim, 1979).

e. Mineral Oil
Minyak mineral adalah campuran hidrokarbon cair yang diperoleh dari minyak tanah. Dapat mengandung penstabil yang sesuai. Berupa cairan berminyak, jernih, tidak berwarna, bebas atau praktis bebas dari flororesensi. Dalam keadaan dingin tidak berbau, tidak berasa dan jika dipanaskan berbau minyak tanah lemah. Tidak larut dalam air dan dalam etanol; larut dalam minyak menguap; dapat bercampur dengan minyak lemak; tidak bercampur dengan minyak jarak.

f. Parafin cair
Parafin cair adalah campuran hidrokarbon yang diperoleh dari minyak mineral; sebagai zat pemantap dapat ditambahkan tokoferol atau butilhidroksitoluen tidak lebih dari 10 bpj. Pemerian dari parafin cair adalah cairan kental, transparan, tidak berfluorosensi; tidak berwarna; hampir tidak berbau; hampir tidak mempunyai rasa. Kelarutan dari bahan ini adalah praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P; larut dalam kloroform P dan dalam eter P (Anonim, 1979).

g. Aquadest
Aquadest adalah cairan jernih yang diperoleh melalui proses destilasi (penyulingan) air ledeng. Aquadest biasa digunakan sebagai pelarut pada sediaan farmasi non-parenteral.

h. Oleum Rossae
Oleum rossae memiliki nama lain minyak mawar. Adalah minyak yang diperoleh melalui proses destilasi (penyulingan) bunga mawar (Rossa sinensis). Minyak mawar ini biasa digunakan sebagai corigen odoris atau pewangi pada sediaan farmasi topikal maupun kosmetik.

Semoga bermanfaat,..

3 komentar:

  1. aku mau tanya cara buatnya vanishing krim,,, kemarin aku buat pakai cara hanif "ilmu meracik obat" tapi hasilnya, krimnya pecah, ada pemisahan antara fasse minyak dan fase airnya,,, penyebabnya apa ya,,

    BalasHapus
  2. nice share, klu bisa di update lagi ya?,,,,
    http://riyanpharmacy.blogspot.com/

    BalasHapus
  3. makasih ilmunya tapi saran lain kali sertakan sumber pustakanya ya

    BalasHapus