Minggu, 11 Juli 2010

Farmakoterapi Pernafasan

PENYAKIT PERNAFASAN

Kasus 73
WS adalah pria 61 tahun yang mengeluh mengalami mual, muntah dan gugup.
RIWAYAT KESEHATAN
WS mengalami sejarah penyalahgunaan etanol dan didiagnosis mengalami sirosis awal, dibuktikan dengan pembesaran hati pada pemeriksaan fisik dan dengan hasil uji fungsi hati. Dia tidak mengeluhkan penyakit yang berkaitan dengan hati, dan hasil test fungsi hati 2 bulan yang lalu menunjukkan penyakitnya stabil.
Ws mempunyai riwayat exertional angina.
Ws didiagnosis mengalami COPD 5 thn yang lalu. Dia memiliki eksaserbasi akut yg dipicu perubahan cuaca dan infeksi pernapasan. Eksaserbasi akut terjadi 2 bulan yang lalu.
3 hari yg lalu dia mengeluh disuria dan peningkatan urinasi Dia didiangosis mengalami infeksi saluran kemih tanpa komplikasi ,dan diresepkan terapi antibiotik. Gejala WS diindikasikan akan berkurang setelah 48 jam menggunakan terapi antibiotik.
SEJARAH PENGGUNAAN OBAT
 Nitrogliserin 0,4 mg(bila nyeri dada)
 Albuterol inhaler 2 puffs (4 kali sehari bila perlu)
 Beclomethasone inhaler (4 kali sehari)
 Tablet Theofilin lepas terkendali 200mg(2 kali sehari pada mlm hari)
 Prednisone 10mg yang akan meningkat secara perlahan 6 minggu terakhir
 Ciprofloxacin 200mg (2 kali sehari pada mlm hari)selama 7 hari.
GAYA HIDUP
 Tembakau : merokok 2-3 bungkus sehari,30 thn terakhir merokoknya ½ - 1 bungkus /hari dan sedang berusaha untuk berhenti.
 Alkohol : mengkonsumsi alkohol secara rutin selama 15 thn , dan tidak mengkonsumsi lagi selama 16 bulan terakhir.
HASIL LABORATORIUM
 Urinari test: tidak terdapat bakteri negatif untuk sel putih sel merah,dan sel protein.
 Theofilin level: 116,5
 EGC : sinus tachycardia
MASALAH
 Sirosis
Adalah penyakit hati yang ditandai dengan hilangnya pita-pita jaringan fibrosa yang terjalin difus, yang membagi hati menjadi daerah-daerah mikronodular dan makronodular.
 Exertional angina
Adalah nyeri yang terasa mencekik tiba-tiba pada dada.
 COPD (Chronic Obstruction Pulmonary Disease)
Adalah gangguan pada pernafasan yang kronis (perkembangannya lambat) ditandai dengan obstructive pada jalan nafas, yang tidak ada perubahan selama beberapa bulan.
 ISK (Infeksi Saluran Kemih)
Infeksi Saluran kemih didefinisikan sebagai keberadaan mikroorganisme pada urin yang tidak termasuk sebagai kontaminasi. Organisme memiliki potensi untuk menginvasi jaringan dari saluran kemih.
 Toksisitas theofilin
Tanda-tanda dan gejala nonspesifik dari toksisitas ringan theofilin yaitu seperti mual, muntah, gelisah, dan sinus takikardia dapat dilihat di banyak negara-negara penyakit termasuk infeksi dan penyakit hati.
PROBLEM 1
 S : WS tercatat mual muntah ,gugup yang terjadi pada satu hari.
 O: sel darah putih terhitung dan berbeda dari batas normal.test WNL kecuali untuk sebelum tercatat terjangkit gejala liver. Tes jantung konsisten dengan sinus tachycardia.
 Ciprofloxacin diketahui menurunkan klirens teofilin sebanyak 30%
 Terapi ciprofloxacin dihentikan.
PROBLEM 2
 Dia mengeluh disuria, dan peningkatan volume urinari.
 UTI (urinary tract infaction) muncul selama proses terapi, lalu dia diberikan dengan terapi antibiotik dengan ciprofloxacin.
 Terapi ciprofloxacin dihentikan karena interaksi obat. Sehingga obat yang direkomendasikan adalah ampicilin, amoxocilin, atau trometropin sulfametoksazol.ciprofloxacin digantikan dengan cortimoksazol selama 7 hari.
 Lamanya terapi antibiotik dengan dosis tunggal selama 14 hari

PROBLEM 3
 WS mengalami sesak nafas dan mengeluarkan suara dan bunyinya sedikit terdengar pada saat pemeriksaan rongga dada.
 Pada uji fisik tidak ditemukan penyakit paru-paru. Toksisitas teofilin akan berubah dengan penghentian interaksi zat dan penghentian sementara terapi teofilin.
 bagaimanapun juga WS harus selalu memonitor untuk mencegah kekambuhan selama periode ini.
 Teofilin dapat digunakan lagi jika analisis konsentrasi serum sudah normal. Peningkatan konsumsi beclometasone mungkin dapat menolong.
 Cek penggunaan inhaler, usahakan agar digunakan sewajarnya.
 WS dianjurkan penghentian merokok dan disarankan agar mengunyah permen karet saat ingin merokok.
PROBLEM 4
 Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan keabnormalan jantung, sinus tachicardiak mungkin desebabkan oleh toksisitas teofilin.
PROBLEM 5
 Sirosis terjadi karena pengkonsumsian alkohol dan diberikan vitamin.
PERTANYAAN
1. Antimikroba apa yang telah dilaporkan untuk mengubah klirens teofilin?
2. Apa sajakah gejala umum yang berhubungan dengan toksisitas teofilin?
3. Apa instruksi yang harus diberikan untuk WS untuk meminimalkan resiko infeksi jamur oral karena inhaler steroidnya?
4. Haruskah WS menerima vaksinprofilaksis terhadap infeksi?
5. Apa faktor predisposisi untuk infeksi ada di WS?

Jawaban
1. Antimikroba yang telah dilaporkan adalah ciprofloxacin, ini dilihat dari penurunan klirens dari teofilin sebanyak 30% teofilin
2. Gejala umum yang berhubungan dengan toksisitas teofilin adalalah takikardia, insomnia, sakit kepala, mual, muntah, dan gelisah.
3. inhalasi secara umum lebih aman, karena efek samping yang timbul seringkali bersifat lokal seperti candidiasis (infeksi karena jamur candida) di sekitar mulut, dysphonia (kesulitan berbicara), sakit tenggorokan, iritasi tenggorokan, dan batuk. Efek samping ini dapat dihindari dengan berkumur setelah menggunakan sediaan inhalasi. Efek samping sistemik dapat terjadi pada penggunaan kortikosteroid inhalasi dosis tinggi yaitu pertumbuhan yang terhambat pada anak-anak, osteoporosis, dan karatak.
4. Untuk kasus ini penggunaan Vaksin profilaksis dirasa tidak perlu. Yang diperlukan adalah antibiotik yang digunakan untuk pengobatan bakteri yang ada pada saluran pernafasan.
5. Faktor predisposisi diilhat dari status sosial pasien. karena pasien mengkonsumsi alkohol dan mengkonsumsi rokok dalam jumlah yang banyak sebaiknya dihentikan.Karena terjadi toksisitas dengan teofilin akibat ciprofloxacin,dihindari dan diganti dengan bactrim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar